Suara.com - Lembaga survei Indikator menemukan hasil penelitian terkait opini masyarakat soal kondisi ekonomi nasional. Sebab, meskipun mayoritas responden menilai kondisinya buruk, tetapi jumlahnya berkurang.
Dari hasil survei yang dilakukan pada 13 hingga 16 Juli 2020, sebanyak 57 persen responden mengatakan kondisi ekonomi nasional buruk dan 12,2 persen lainnya menyebut sangat buruk. Akan tetapi presentase tersebut justru menunjukkan adanya pengurangan jumlah mayoritas yang setuju kalau kondisi ekonomi nasional memburuk.
Sebab, kalau dilihat pada Mei 2020, responden yang menganggap kondisi ekonomi nasional memburuk itu mencapai 81 persen.
"Di Bulan Juli yang mengatakan buruk atau sangat buruk itu masih sangat mayoritas tetapi dibanding Bulan Mei itu relatif turun, signifikan. Jadi dari 81 persen ke 69 persen," kata Direktur Eksekutif Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan secara virtual, Selasa (21/7/2020).
Selain itu, responden juga menjawab pertanyaan terkait kondisi ekonomi rumah tangganya. Serupa dengan pertanyaan sebelumnya, jawaban yang disampaikan itu memburuk tetapi presentasenya tidak lebih buruk dari bulan Mei.
Sebanyak 58,5 persen responden menyebutkan ekonomi rumah tangganya jauh lebih buruk pada Juli. Sedangkan bulan Mei sempat mencapai 65,4 persen responden yang menyebut jauh lebih buruk.
Menurunnya opini negatif dari responden tersebut dikarenakan adanya pergeseran opini publik dari konsen kesehatan menjadi dimensi ekonomi.
Sebab menurut hasil survei, sebanyak 60,7 persen responden meminta supaya masalah kesehatan menjadi prioritas di bulan Mei. Akan tetapi pada bulan Juli justru berkurang menjadi 45 persen.
Kondisi serupa juga terlihat di mana terdapat 33,9 persen responden yang meminta masalah ekonomi diprioritaskan pada Mei 2020 tetapi meningkat menjadi 47,9 persen pada Juli 2020.
Baca Juga: Ekonomi Terpuruk, Mayoritas Masyarakat Ingin PSBB Disetop
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan cara menghubungi melalui saluran telepon. Survei itu memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Banjir Kepung Sumatera, DPR Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Rombakan Besar Prolegnas 2026: RUU Danantara dan Kejaksaan Dihapus, RUU Penyadapan Masuk Radar Utama
-
DPR Soroti Rentetan Bencana di Sumatera, Desak Pemda Tindak Tegas Alih Fungsi Lahan
-
KPK Belum Juga Terima Keppres Rehabilitasi Ira Puspadewi, Eks Dirut ASDP Gagal Bebas Hari Ini?
-
Isu Ijazah Jokowi Mengemuka, Yuddy Chrisnandi: SE 2015 Tidak Pernah Diterbitkan untuk Itu
-
Awal 2026 Diterapkan, Mengapa KUHAP Baru Jadi Ancaman?
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Promosi Nikah Siri di TikTok Bikin Resah: Jalur Berisiko, Tapi Peminatnya Makin Menggila
-
Tak Kesal, Tapi Ancaman Purbaya Bekukan Bea Cukai Seperti Era Orba Tetap Berlaku Sampai...
-
Drama Penyekapan di Tasikmalaya: Gadis 15 Tahun Disekap 4 Pria, Dipaksa Tenggak Miras