Suara.com - Eks politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi berkomentar soal kenaikan kasus virus corona di DKI Jakarta. Dedek menyentil pernyataan Anies yang menyebut bahwa kenaikan kasus disebabkan karena meningkatnya tes virus corona adalah sebuah klaim yang keliru.
Pria yang akrab disapa Uki itu lantas mengungkapkan bahwa bukan hanya Gubernur Anies saja, namun seluruh level pemerintahan baik pusat maupun daerah akan keliru jika menganggap bahwa kenaikan kasus virus corona disebabkan oleh semakin tinginya tingkat tes.
"Siapapun, pusat maupun daerah, kalau memakai alasan "tes yang diperbanyak" untuk membenarkan tingginya kenaikan kasus baru adalah sesat pikir," kata Dedek Prayudi seperti yang dikutip Suara.com, Kamis (23/7/2020).
Kendati demikian, Dedek mengapresiasi kinerja pemerintah DKI Jakarta yang mulai memperbanyak tes di wilayah Ibu Kota.
"Tes cuma alat untuk mendeteksi jumlah yang terinfeksi. Apresiasi naiknya jumlah tes, tapi masalahnya ada pada jumlah yang terinfeksi," sambung Dedek.
Gubernur DKI Anies Baswedan mengklaim bahwa rekor tambahan kasus baru virus corona disebabkan karena pihaknya memperbanyak tes kepada masyarakat.
Pada Selasa (21/7/2020) kemarin, angka penularan Covid-19 di DKI bahkan memecahkan rekor penambahan terbanyak dalam satu hari dengan 441 orang. Belakangan juga diketahui adanya klaster baru di Jakarta Barat karena acara tahlilan.
Anies mengaku bersyukur karena dengan angka kasus yang semakin banyak, berarti pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi para pasien. Terlebih lagi orang-orang yang terpapar tapi tak memiliki gejala.
"Kami justru merasa bersyukur sekali bisa menemukan warga yang positif di saat mereka tidak menyadari," ujar Anies di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Baca Juga: Didesak Hentikan Masa PSBB Transisi, Anies: Kita Pantau Tiap Pekan
Dengan demikian, para pasien langsung bisa diisolasi mandiri dengan cepat. Penyebaran virus corona yang dialami pasien itu, kata Anies, langsung bisa diputus.
"Daripada mereka tidak tahu, pulang ke rumah, menularkan kepada orang tuanya dan menularkan ke lingkungannya," jelasnya.
Ia menyebut akhir-akhir angka presentase positif dibandingkan dengan jumlah tes atau positivity rate mengalami peningkatan. Namun ia menganggap kenaikan presentase ini sebagai bentuk upaya memutus mata rantai penularan corona.
"Jadi angka positivity rate ini kita lihat sebagai usaha menyelamatkan warga. Mudah-mudahan dengan kita lebih banyak, maka lebih cepat memutus mata rantai," jelasnya.
Berita Terkait
- 
            
              Didesak Hentikan Masa PSBB Transisi, Anies: Kita Pantau Tiap Pekan
- 
            
              Angka Kasus Corona DKI Pecah Rekor, Anies: Kami Justru Bersyukur
- 
            
              29 Warga Positif Terjangkit, 2 RT di Grogol jadi Klaster Baru Corona
- 
            
              Corona Harian Jakarta Pecah Rekor, Klaster Tahlilan Penyumbang Terbanyak
- 
            
              Pria Tewas Mendadak di Halte TransJakarta Slipi, Sempat Pingsan saat Jalan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              Onad Diciduk! Sisa Ganja di Plastik Jadi Bukti, Polisi Duga Ekstasi Ludes Dipakai
- 
            
              Warga Jati Padang Mengeluh Belum Dapat Bantuan Usai Banjir, Pemerintah ke Mana?
- 
            
              Riza Chalid Masih Buron, Kejagung Periksa Dua Saksi Baru Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak
- 
            
              Diperiksa Kejari Soal Korupsi, Wakil Wali Kota Bandung Erwin: Kalau OTT Itu Hoaks
- 
            
              Tanggul Baswedan Jebol, Lima RT di Jati Padang Terendam Banjir Hingga 1,5 Meter
- 
            
              Bos Mata Elang Hendra Lie Divonis 10 Bulan Bui, Terbukti Fitnah Pengusaha di Podcast YouTube
- 
            
              Luhut Jawab Utang Whoosh Rp116 Triliun: 12 Juta Penumpang Bukti Keberanian
- 
            
              Utang Kereta Cepat Whoosh Rp120 T Bisa Lunas? Prabowo Tugasi 3 'Menteri Kunci' Cari Jalan Keluar
- 
            
              Kejari Bandung Soal Dugaan Korupsi Periksa Wakil Wali Kota: Demi Good Governance
- 
            
              Selamat Jalan Rinaldi Aban: Sosok Penuh Canda Perekat Suara.com