Suara.com - Beberapa guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Tapa di Desa Langge, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo harus menyeberangi sungai tanpa jembatan demi mengajar di rumah siswa.
Perjuangan guru ini dilakukan lantaran sebagian besar siswa di SDN 6 Tapa tidak memiliki gawai dan akses internet.
Para guru di SDN 6 Tapa rela basah kuyup saat menyeberangi Sungai Polanggua yang cukup dalam.
Bukan hanya guru, namun sejumlah murid juga ikut melintasi sungai itu untuk menuju tempat pembelajaran yang dilaksanakan di rumah siswa secara bergantian.
"Kami dan orang tua murid telah melakukan rapat untuk pembentukan kelompok belajar luring dan pada rapat itu kami mendapat dua kategori, yaitu orang tua yang memiliki ponsel pintar dan yang tidak, maka sebagian besar di SDN 6 Tapa tidak memiliki gawai dan sulit mendapat akses internet," ujar Kepala Sekolah SDN 6 Tapa, Salma Razak seperti yang dikutip Antara, Rabu (29/7/2020).
Salma juga mengatakan bahwa sekolah mereka belum memiliki akses internet, bahkan listrik sekalipun. Ini membuat proses belajar mengajar secara online selama pandemi sulit dilakukan.
Sebagai solusinya, sekolah memberikan pembelajaran offline atau luring secara berkelompok.
"Telah dibagi beberapa kelompok belajar, karena banyak siswa yang tidak bisa belajar secara daring, maka dibuat luring, seperti kelompok yang menyeberang sungai," ungkal Salma.
Kondisi ini akan semakin sulit jika air sungai sedang deras. Para guru harus meminta bantuan dari warga dan orang tua siswa di Dusun III agar bisa selamat melintasi sungai itu.
Baca Juga: Kritik Nadiem Makarim, Federasi Guru: Mendikbud Adalah Menteri Jarak Jauh
Salma mengatakan bahwa dalam sistem belajar luring selama pandemi ini tetap dilakukan meski harus membuatnya menyeberangi sungai.
Ia menambahkan bahwa anak-anak di sekolahnya harus tetap mendapat pendidikan di rumah karena saat ini pembelajaran tatap muka di sekolah masih belum diperbolehkan.
Jalan panjang guru sambangi siswa
Kondisi yang nyaris serupa juga dialami oleh guru di SDN Cibeas Desa Sangrawayang Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.
Kepala SDN Cibeas Nani Supartini mengaku, persoalan geografis dan kemudahan jaringan internet hingga alat komunikasi yang mumpuni ternyata tak dirasakan anak didiknya.
Nani mengemukakan, tidak setiap siswa-siswi memiliki gawai berupa ponsel pintar. Pun jika ada, maka persoalan selanjutnya yang dihadapi adalah jaringan.
Berita Terkait
-
Kritik Nadiem Makarim, Federasi Guru: Mendikbud Adalah Menteri Jarak Jauh
-
Gubes UGM Sebut Omnibus Law Bisa Tangani Krisis Pandemi COVID-19
-
Bantah Ngamuk Siswa Titipannya Ditolak, Lurah Saidun: Cuma Sampaikan...
-
Layanan Internet Gratis di Masjid untuk Siswa Belajar Online
-
Perjuangan Guru dan Siswa Seberangi Sungai Deras Menuju Sekolah
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
Terkini
-
Gus Ipul Dukung Langkah Tegas Gubernur Aceh Larang Jual Mahal Sembako Pasca-Bencana
-
PBNU Memanas: Yahya Cholil Staquf Tegaskan Pleno Penetapan Pj Ketua Umum Tidak Sah
-
Kebakaran Maut Gedung Terra Drone, Polisi Periksa Karyawan hingga Manajemen Perusahaan
-
IKAL Lemhannas Kirim Bantuan ke Daerah Terisolir Akibat Banjir Sumatra
-
Menteri Pigai: Pembangunan Nasional Tak Cuma Ekonomi, Harus Berbasis HAM
-
Kebakaran Gedung Terra Drone Telan 22 Nyawa, Kemensos Bergerak Cepat Lakukan Asesmen Korban
-
DPR Dorong Status Bencana Nasional, Kesehatan Pengungsi Aceh Kian Memprihatinkan
-
Hasto PDIP: Bencana Alam Tak Lepas dari Korupsi SDA dan Mafia Kekuasaan
-
Kemensos Siapkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal Bencana Sumatra, Kapan Cair?
-
Gempa M 4,7 Guncang Sumbar, BMKG Ungkap Sudah Terjadi 16 Kali Sepekan