Suara.com - Warga pantai Chonburi ramai-ramai datang ke pesisir pantai untuk mengambil ribuan kerang yang terdampar akibat badai tropis Sinlaku pada Minggu (2/8/2020).
Menyadur Asia One, orang-orang di distrik Bang Lamung rami-rami mengumpulkan ratusan bahkan ribuan kerang yang hanyut ke pantai setelah tertiup badai dahsyat Sinlaku.
Warga bergegas ke pantai Pattaya untuk mengumpulkan makanan laut yang berharga dan memasaknya untuk sarapan dan makan siang.
Menurut penduduk sekitar, angin kencang yang menghantam daerah tersebut menghasilkan gelombang yang lebih tinggi yang menghanyutkan kerang-kerang ke darat.
Beberapa dari mereka mengumpulkan lebih dari 300 kilogram kerang dan menjualnya kepada wisatawan dengan harga murah.
Menurut warga kejadian serupa juga pernah terjadi sekitar tiga tahun yang lalu, saat badai dahsyat lainnya menghantam daerah tersebut.
Badai Sinlaku menerjang Thailand pada Minggu (2/8/2020) yang mengakibatkan sejumlah daerah teremdam banjir. Menurut laporan Bangkok Post, Provinsi Chiang Mai dan Loei dilanda banjir akibat badai Sinlaku.
Sungai Kuang meluap dan membanjiri daerah sekitar kotamadya di distrik San Sai di Chiang Mai. Warga lolos dari banjir bandang dengan pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Para pejabat membantah laporan yang beredar di media sosial bahwa banjir tiba-tiba disebabkan oleh kebocoran di Bendungan Mae Kuang di distrik Doi Saket.
Baca Juga: Terjebak Lockdown di Thailand, Wisatawan Ukraina Bunuh Diri
Banjir itu disebabkan kerusakan pada bendungan kecil di hilir San Sai, yang dibangun untuk memperlambat aliran sungai, kata para pejabat.
Di Loei, hujan deras membuat banjir di setidaknya tiga distrik pada hari Minggu pagi, tetapi air surut pada hari Senin ketika debit air di Sungai Loei turun.
"Air masuk dengan cepat sekitar jam 5 pagi pada hari Minggu," Charoon Panich, walikota organisasi administrasi Nam Suay, mengatakan kepada Departemen Hubungan Masyarakat.
Kepala distrik Muang Kittikun Butrkun mengatakan bahwa banjir telah surut tetapi beberapa daerah di kotamadya masih belum surut.
Loei adalah provinsi yang paling rusak akibat banjir pada hari Minggu, dengan sekitar 700 rumah tangga terkena dampaknya, menurut informasi dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana yang dikeluarkan pada hari Senin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Takjub Adab Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Amien Rais Terenyuh: Buat Saya Artinya Dalam
-
Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis: Jangan Tunggu Ada yang Meninggal!
-
Sejarah Lambang Kakbah di Logo PPP, Muncul Wacana Mau Diganti
-
Krisis Keracunan MBG, Ahli Gizi Ungkap 'Cacat Fatal' di Dalam Struktur BGN
-
5 Kejanggalan Bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Roboh Timpa 100 Santri yang Sedang Salat
-
Bumerang buat Prabowo? Legislator NasDem Usul Diksi 'Gratis' dalam MBG Dihapus: Konotasinya Negatif!