Suara.com - Beredar video viral seorang siswa menyampaikan kritik terkait proses belajar daring atau online yang tengah diterapkan di Indonesia.
Ia pun menceritakan nasib siswa lain di berbagai pelosok Indonesia yang kesulitan mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Rekaman itu diunggah oleh akun Twitter @bintangwirayasa pada, Minggu (9/8/2020).
Siswa yang tidak disebutkan namanya ini, mengaku kerap mengikuti kegiatan tingkat nasional. Dari sana, ia memiliki banyak teman dari pelosok daerah.
Berdasarkan cerita teman-temannya dari berbagai daerah, mereka semua memiliki keluhan yang sama.
"Dan ternyata yang dari Gorontalo, dari Lampung mereka itu memiliki keluhan yang sama. Mereka ada kendala gadget, kuota, sinyal dan di sana sering mati lampu," ucap siswa tersebut.
"Kita beruntung kita di Jakarta, kalau menurut saya," imbuhnya.
Menurut penuturan siswa itu, pihak sekolah di daerah hanya memberikan subsidi pulsa Rp 25 ribu untuk anak-anak.
"Sedangkan di sana kuota mahal. Mereka di pelosok kuota itu mahal, enggak kayak di Jakarta kita bisa dapat barang yang seperti itu dengan murah," ujar siswa yang berdiri di hadapan banyak orang dewasa tersebut.
Ia pun menyebut metode belajar daring kurang efektif dibandingkan dengan bertatap muka langsung. Sebab, belajar di sekolah siswa akan langsung dipantau oleh guru.
Baca Juga: Catur Feriyanto, Siswa Grobogan Jadi Kuli Bangunan Buat Belajar Online
"Karena di sini ada yang habis absen tidur lagi. Karena seperti itu bu. Kita kurang efektif tidak seperti di sekolah," kata siswa itu dengan tegas.
Anak itu juga khawatir ketika membaca berita terkait wacana Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang akan dilaksanakan permanen.
"Kalau kita belajar cuma mau pintar, mah Google lebih pinter daripada sekolah, menurut saya," kritik siswa tersebut.
Baginya, semua informasi dan pengetahuan ada di Google. Sehingga siswa yang hanya ingin pintar bisa belajar dari internet saja.
Ia menambahkan, "Guru sejarah ya sejarah aja, ditanya matematika ya ke guru Matematika. Tapi kalau Google tahu semua dia".
Meskipun begitu, siswa tersebut merasa guru memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh Google dan penting untuk perkembangan siswa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Efek Ammar Zoni: DPR Siap-siap Bentuk Panja Khusus Bongkar Borok Lapas
-
Presiden Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, KPK: Wajib Setor LHKPN!
-
Pramono Anung Bakal 'Sulap' Sumber Waras Jadi RS Kelas A yang Ikonik Setelah 10 Tahun Mangkrak
-
Kontak Senjata di Intan Jaya Pecah! 14 OPM Tewas Ditembak TNI dalam Operasi Pembebasan Sandera
-
MUI Resmikan Fatwa Syariah Penyaluran Zakat dan Infak melalui Skema Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
Jakarta Dilanda Panas Ekstrem, Ini Instruksi Pramono kepada Jajarannya
-
Mahfud MD 'Spill' Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Budi Prasetyo: Silakan Laporkan ke KPK
-
Kupang Diguncang Kasus Prostitusi Online Anak, Menteri PPPA Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Ahli Gizi Soroti Makan Bergizi Gratis: SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Nasional
-
Trauma Kasus Lama? Gubernur Pramono Minta KPK Kawal Proyek Pembangunan RS Sumber Waras