Suara.com - China mengadakan konseling sebelum sepasang kekasih menikah sebagai upaya untuk memperlambat tingkat perceraian yang semakin meningkat.
Menyadur Channel News Asia, Kamis (10/9/2020) angka perceraian di China melonjak selama dua dekade terakhir karena undang-undang perceraian diliberalisasi.
Selain itu perceraian di China juga dipengaruhi oleh banyak wanita yang lebih mandiri secara finansial dan memilih karier daripada membangun sebuah keluarga.
Tahun lalu 4,15 juta pasangan China melepaskan ikatan mereka, menurut Kementerian Urusan Sipil. Jumlah tersebut naik dari 1,3 juta pada tahun 2003.
Dalam upaya untuk menghentikan perceraian, biro pencatatan pernikahan di seluruh China harus menawarkan layanan konseling pranikah untuk mencegah perselisihan "sejak awal", menurut arahan yang dikeluarkan Selasa (8 September) oleh kementerian urusan sipil dan All-China.
Tidak jelas apakah semua pasangan wajib menjalani konseling sebelum menikah, atau siapa yang akan membiayainya.
Meningkatnya angka perceraian membuat pusing para pejabat yang ingin meningkatkan angka kelahiran. Tapi campur tangan negara dalam hubungan pribadi telah memicu kemarahan di masa lalu.
Periode tenang selama sebulan untuk pasangan yang mengajukan gugatan cerai - termasuk dalam undang-undang perdata yang berlaku tahun depan - disambut dengan kecaman dari warga ketika disetujui pada bulan Maret.
Pedoman baru itu juga ingin agar proses pencatatan nikah lebih khidmat dan serius.
Saat ini, pernikahan di balai kota China bisa memakan waktu hanya beberapa menit.
Baca Juga: Bertemu Menhan China, Prabowo Juga Bahas Ketegangan di Laut China Selatan
Menurut data Kementerian Urusan Sipil China, tingkat pernikahan negara itu mencapai level terendah dalam 11 tahun pada 2018, dengan hanya sekitar 10,14 juta pasangan yang menikah, turun 4,6 persen dari tahun sebelumnya.
Pedoman tersebut menuai cemoohan, tagar "Negara saya ingin memperkuat pernikahan" menjadi trending di aplikasi media sosial China, Weibo, dengan lebih dari 670 juta penayangan.
Beberapa mengatakan dekrit itu salah arah. "Apa gunanya menasihati pasangan ketika mertua dan tugas berbakti tradisional adalah masalah terbesar?" tulis seorang pengguna Weibo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob