Suara.com - Ketegangan antara Taiwan dan China terus meningkat. Hal itu menyusul keputusan Negeri Tirai bambu melakukan provokasi dengan menggelar latihan tempur di dekat Selat Taiwan akhir pekan lalu.
Menyadur Business Times, Selasa (22/9/2020), pemerintah Taiwan berang lantaran dalam latihan tempur, 18 pesawat militer China terbang disekitaran wilayah mereka, termasuk garis tengah Selat Taiwan.
China menggelar latihan militer bertepatan dengan kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Ekonomi Keith Krach pada 17 September lalu.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengeluarkan peringatan pertahanan Senin malam setelah dua pesawat antisubmarine China pada hari sebelumnya masuk ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, atau ADIZ.
mereka mengatakan bahwa pihaknya "mendefinisikan dengan jelas" prosedur untuk tanggapan pertama sebagai akibat dari "frekuensi tinggi gangguan dan ancaman dari kapal perang dan pesawat musuh tahun ini."
Pemerintah Taiwan menyebut bagaimanapun akan mematuhi pedomannya yakni tidak ada eskalasi konflik dan tidak ada pemicuan insiden.
Meski begitu, mereka menekankan tidak takut terhadap China bila sewaktu-waktu harus bertempur.
"Taiwan tidak akan memprovokasi tetapi juga tidak takut pada musuh," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Pada 10 September, kementerian pertahanan Taiwan menegur China karena mengirim pesawat tempur ke ADIZ pada beberapa kesempatan selama latihan oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dalam jarak 166 kilometer dari Taiwan.
Baca Juga: Kabur dari Lapas, Napi WN China Diduga Gali Gorong-gorong Selama 6 Bulan
"Tindakan militer ini sangat mengguncang Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata Wakil Menteri Pertahanan Chang Che-ping pada konferensi pers.
Sekitar 30 pesawat angkatan udara China ikut serta dalam latihan tersebut dan memasuki ADIZ Taiwan setidaknya 21 kali.
Provokasi China atas Taiwan didasari dari manuver Amerika Serikat yang dengan mengirim Keith Krach ke Taiwan, bisa dianggap akan mendukung negara tersebut lepas dari China daratan.
Keith sendiri datang untuk menghadiri upacara peringatan mantan Presiden Taiwan Lee Teng-hui pada hari Sabtu. Lee, yang meninggal 30 Juli, adalah presiden keempat Taiwan.
Lee Teng-hui diketahui merupakan presiden Taiwan pertama yang memperjuangkan gagasan bahaw negara mereka adalah entitas yang terpisah dan berbeda dari China.
"Itu membuatnya menjadi orang nomor 1 atau nomor 2 yang paling dibenci dalam daftar Beijing untuk Taiwan," kata Yinan He, seorang profesor di Departemen Hubungan Internasional di Universitas Lehigh.
Berita Terkait
-
Jadi Agen Mata-mata China, Polisi New York AS Diciduk
-
Suzuki Pamer Gambar Paten Motor Terbaru, Desainnya Gagah dan Kekar
-
India Pamer Jet Tempur Baru Buatan Prancis di Dekat Perbatasan China
-
Polisi Usut Dugaan Keterlibatan Oknum Lapas soal Kaburnya Napi WN China
-
Fakta Pelarian WNA China Terpidana Mati dan Dugaan Keterlibatan Oknum
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
Terkini
-
Gerah Lihat Sampah Visual, Gubernur Pramono akan Sikat Baliho dan Bendera Partai Liar di Jakarta
-
Sadis! Ibu Muda Hamil di Palembang Tewas Dibekap, Tangan Terikat Hijab di Penginapan
-
Praperadilan Ditolak PN Jaksel, Nadiem Makarim Tetap Tersangka Korupsi Chromebook!
-
Jadi 'Hantu' Bagi Kejagung, Silfester Matutina Pemfitnah JK Masih Bebas Meski Divonis 1,5 Tahun
-
Bahan Bakar Baru E10 Digadang Ramah Lingkungan, Seberapa Siap Indonesia?
-
Horor Cesium-137 Cikande: Radiasi 875.000 Kali Normal, Pemerintah Stop Impor Besi Tua
-
PAN Dukung Pembangunan Kembali Ponpes Al Khoziny, tapi Desak Audit Menyeluruh Dulu
-
Pansel Pemilihan Dewas dan Direksi BPJS Telah Dibentuk, Pemerintah Jamin Proses Seleksi Transparan
-
Integrasikan Transum di Dukuh Atas, Pramono Targetkan Jakarta Punya 'Cincin Donat' Tahun 2026
-
Minim Penerangan, Ragunan Janji Evaluasi Wisata Malam Tanpa Ganggu Satwa