Suara.com - Diploma yang mewakili Indonesia di Sidang PBB, Silvany Austin Pasaribu, mendapat kreitik ertulis dari Global Pan Africanism Network (GPAN), organisasi internasional untuk hak sipil dan Pan Afrika.
Organisasi itu menyayangkan tanggapan dari Indonesia yang diwakili Silvany, saat disinggung masalah dugaan pelanggaran HAM di Papua.
Menurut Global Pan Africanism Network, tanggapan yang diwakilkan oleh Silvany dalam perdebatannya dengan perwakilan Vanuatu di Sidang PBB dinilai mengerdilkan prinsip bernegara.
"Jadi Anda dihadirkan sebagai simbol negara, bahwa masalah Papua adalah masalah kecil dan tidak membahayakan kedaulatan negara atau juga pada prinsipnya negara, bisa menyimpulkan bahwa persoalan Papua masih kecil dan tidak berbahaya."
"Yang menjadi pertanyaan saya, dari masa Narasista hingga Silvany adalah, mengapa masalah Papua dianggap sebagai masalah kecil oleh negara dan selalu dianggap sebagai masalah internal, tidak ada intervensi," demikian pernyataan tertulis dari Global Pan Africanism Network yang diterima Suara.com, Senin (28/9/2020).
Mereka juga mengkritik Silvany tidak memahami sejarah bangsa Papua dan hanya menggunakan prinsip-prinsip kedaulatan, dan non-intervensi.
Organisasi itu juga mempertanyakan, kalau memang tidak ada pelanggaran HAM di Papua, mengapa ada pembatasan terhadap siapa saja yang boleh mengunjungi wilayah itu.
"Jika tidak ada kejahatan terhadap kemanusiaan, mengapa jurnalis internasional, LSM internasional dan individu yang ingin meliput Papua tidak diperbolehkan? Jika tidak ada pelanggaran HAM, mengapa negara tidak mengizinkan delegasi Menlu negara-negara Pasifik untuk tidak mengunjungi Wilayah Papua? Jika tidak ada konflik politik, mengapa negara harus memberikan kebijakan otonomi bagi Papua?" tanya mereka dalam rilisnya.
Organisasi tersebut juga menyinggung metode security approach atau pendekatan keamanan yang telah berlangsung sejak tahun 1965.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Wisata di Vanuatu: Kuliner Lokal Hingga Destinasi Liburan
"Anda sebenarnya wanita yang baik, hebat, tetapi hati nurani Anda dilecehkan oleh politik dan tipu daya atas perintah kepentingan negara. Pada titik tertentu, Anda akan mengakui bahwa Anda salah," pesan organisasi itu kepada diplomat muda Indonesia tersebut.
Pangkal kritik
Pemerintah Indonesia menegaskan Vanuatu bukan perwakilan warga Papua, saat menyampaikan hak jawab atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilontarkan negara Pasifik itu terhadap Indonesia.
“Anda bukanlah representasi dari orang Papua, dan berhentilah berfantasi untuk menjadi salah satunya,” kata Silvany Austin Pasaribu, diplomat muda yang mewakili Indonesia menggunakan hak jawab, di Sidang Umum PBB, Sabtu (26/9/2020).
Dalam rekaman video resmi PBB, Silvany menyebut Vanuatu memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana Indonesia harus bertindak atau memerintah negaranya sendiri.
Pasalnya, hampir setiap tahun dalam Sidang Umum PBB, Vanuatu selalu menyinggung isu dugaan pelanggaran HAM yang dialami masyarakat Papua---sebuah tuduhan yang dianggap Indonesia sengaja digaungkan untuk mendukung separatisme.
Berita Terkait
-
5 Fakta Unik Wisata di Vanuatu: Kuliner Lokal Hingga Destinasi Liburan
-
Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Penembakan Pendeta Yeremia Zanambani
-
8 Fakta Seputar Vanuatu yang Rutin Ungkit Isu Papua di PBB
-
Demo di Uncen Dibubarkan Pakai Tembakan Aparat, 2 Mahasiswa Dipopor Senjata
-
Vanuatu Giat Persoalkan HAM Papua di PBB, Diplomat RI Cuma Beretorika
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP
-
Terungkap! Ini Alasan KPK Masih Rahasiakan Jumlah Uang yang Dikembalikan Khalid Basalamah