Suara.com - Jumlah kematian akibat Covid-19 di Brasil terus melonjak. Hingga Sabtu (10/10/2020) malam, angka kematian di negara Amerika Selatan itu telah 150 ribu jiwa.
Menyadur Washington Post, Minggu (11/10/2020), Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan kasus infeksi Covid-19 telah menembus angka 5 juta jiwa, di mana korban tewas mencapai 150.198.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
Angka kematian yang terus melonjak telah menghidupkan kembali rasa sakit Naiane Moura, seorang konsultan penjualan, yang kehilangan ayahnya Elivaldo karena Covid-19 pada bulan April.
Tukang pos berusia 58 tahun tidak memiliki penyakit sebelumnya dan berjuang melawan Covid-19 selama tujuh hari di rumah sakit umum di Manaus, Amazon.
“Ketika saya melihat 150.000 [orang meninggal akibat Covid-19], saya melihat ayah saya bersama banyak tubuh tak berwajah lainnya,” kata Moura dikutip dari Washington Post.
"Saya tidak membayangkan bahwa kami akan mencapai angka itu. Saya tidak percaya kita bisa mengatasi ini sepenuhnya."
Presiden Brasil, Jair Bosonaro diberitakan tidak pernah menganggap serius Covid-19 sejak pandemi ini muncul di awal tahun 2020.
Presiden berusia 65 tahun itu mencemooh jarak sosial pada demonstrasi dan justru mendorong orang-orang untuk bertamasya.
Baca Juga: Dampak Aksi UU Cipta Kerja, Anies Cemas Kasus Covid-19 Melonjak
Bolsonaro juga sempat menolak kebijakan gubernur dan walikota yang ingin menerapkan lockdown atau penguncian untuk menahan penyebaran virus.
Sikap Bolsonaro tak berubah, bahkan saat dirinya sendiri tertular virus Corona pada Juli lalu. Dia bersikeras bahwa menutup ekonomi Brasil akan membuat Brasil menjadi kekacauan.
"Hidup terus berjalan. Brasil perlu berproduksi, ”katanya pada 7 Juli di Brasilia ketika dia mengumumkan bahwa dia terinfeksi.
Bolsonaro telah menghadapi kritik keras atas penanganannya terhadap krisis kesehatan, dan dua kali mengganti menteri kesehatan di tengah pandemi.
Namun, Bolsonaro tetap memiliki banyak pendukung sejak menjabat pada Januari 2019. Oleh para analis, hal itu dikaitkan dengan program distribusi uang darurat yang dijalankannya.
Uang darurat itu didistribusikan kepada puluhan juta orang Brasil yang lebih miskin demi menahan kemerosotan ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
Dihukum Ringan, 3 Polisi Kasus Rantis Pelindas Affan Kurniawan Cuma Disanksi Minta Maaf, Mengapa?
-
'Seperti Pembunuhan tapi Tak Ada yang Mati,' Analogi 'Skakmat' Kubu Nadiem untuk Kejagung
-
Soal Sosok J Ketua Dewan Pembina PSI, Raja Juli: Nanti Mas Ketum Yang Akan Umumkan ke Publik
-
Alarm Jakarta Tenggelam: Muhammadiyah Desak PAM Jaya Jadi 'PT' untuk Hentikan Sedot Air Tanah
-
Apes! Usai Liputan Sidang di PN Jakpus, HP Jurnalis ANTARA Dijambret di Gang Sempit
-
Kasus Affan Kurniawan, Tiga Brimob Ini Hanya Kena Sanksi Patsus 20 Hari dan Minta Maaf!
-
Menkum Resmi Serahkan SK Kepengurusan PSI 2025-2030, Cuma Semalam Langsung Jadi
-
Tenaga Surya Kalahkan Batu Bara, Namun Transisi Energi Masih Tertahan Kepentingan Fosil
-
Rudianto Lallo Soroti Teror Bom di Sekolah Internasional, Mendesak Respons Cepat Kepolisian
-
Kasus Ammar Zoni, DPR Sentil Rutan Salemba: Lapas Mestinya Bina Napi bukan Sarang Narkoba!