Suara.com - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menyinggung umat Islam ternyata berbuntut panjang. Gerakan boikot produk Prancis mendadak ramai diserukan.
Tidak hanya Indonesia, sejumlah negara lain pun secara terang-terangan telah memboikot produk Prancis dari negara mereka.
Santer diberitakan, kebanyakan produk Prancis yang diboikot adalah produk kecantikan, minuman, dan susu bayi. Namun, bagaimana dengan benda yang satu ini?
Linimasa Facebook tengah diramaikan oleh akun Sukma Tom yang mengabarkan bahwa asal muasal kutang atau BH di Indonesia tidak lain diinisiasi oleh orang Prancis bernama Don Lopes Comte de Paris.
Dalam narasinya, Sukma Tom menulis pria tersebut merupakan mandor yang ditugaskan di Hindia Belanda guna mengawasi proyek pembuatan jalan Anyer - Panarukan.
Lantaran risih melihat wanita telanjang dada, Don Lopes berinisiatif memotong-motong kain, dibentuk sedemikian rupa, sehingga bisa dipakai menutup dada.
"Don Lopes mengulang kata 'Coutant. Coutant. Coutant' yang artinya berharga. Akhirnya dalam ejaan Indonesia disebut kutang," tulisnya.
Dengan ramainya boikot produk Prancis belakangan ini, Sukma Tom mempertanyakan apakah orang-orang akan memboikot kutang juga selepas mengetahui benda itu diinisiasi oleh siapa.
"Jadi yang pada pake BH silahkan boikot ye... Jangan pakai BH," ujarnya.
Baca Juga: Kiai Banten Mau Bunuh Presiden Prancis Emmanuel Macron: Saya Cekik!
Cikal Bakal Pertama Kali Tercetus Bra atau Kutang
Dilansir dari Historia, jejak pemakaian bra dimulai sejak abad ke-3, ketika perempuan Romawi membebatkan semacam perban untuk membungkus dada saat berolahraga.
Namun, cikal bakal bra seperti sekarang diluncurkan pertama kali di Paris, Prancis, pada 1889. Desain kutang lebih baru ini dibuat pengusaha bernama Herminie Cardolle. Awalnya, bra tersebut menyerupai korset.
Adapun asal muasal kata 'bra' berasal dari kata 'Brassiere', pertama kali digunakan oleh majalah Vogue pada 1907.
Kendati begitu, bra mulanya jarang digunakan. Sebab para perempuan lebih memilih memakai korset.
Pemakaian bra baru meningkat usai Bernard Baruch, Ketua Dewan Industri Perang Amerika meminta perempuan meninggalkan kebiasaan memakai korset lantaran dianggap membahayakan kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN