Suara.com - Istri Pangeran Harry, Meghan Markle, mengungkapkan ia mengalami keguguran pada bulan Juli dan merasakan "kesedihan yang hampir tak tertahankan".
Ungkapan itu disampaikan Meghan yang bergelar Duchess of Sussex dalam tulisannya untuk New York Times.
"Saya [langsung] tahu, selagi saya memeluk anak pertama dengan erat, saya kehilangan anak kedua," ungkapnya.
Ia lantas menceritakan bagaimana ia melihat "kepedihan Pangeran Harry, ketika suaminya itu mencoba mengobati hatinya yang sudah hancur berkeping keping".
- Meghan Markle: Kenapa ia dibenci tabloid Inggris?
- Meghan Markle menuntut tabloid Inggris karena menerbitkan surat pribadinya
- Pangeran Harry-Meghan mundur, keluarga Kerajaan Inggris 'terluka'
Meghan,39, mengatakan bahwa "kehilangan dan kepedihan telah menimpa kita semua pada tahun 2020".
Ia membagikan pengalamannya dengan seruan agar warga dalam perayaan nasional Thanksgiving di Amerika Serikat "membuat komitmen untuk menanyakan kepada sesama warga apakah mereka baik-baik saja?'"
Keguguran masalah umum
Sebuah sumber yang dekat dengan Duchess of Sussex mengukuhkan kepada BBC bahwa ia dalam kondisi sehat saat ini.
Pasangan tersebut memerlukan waktu untuk mencerna peristiwa yang terjadi pada bulan Juli, dan memahami bahwa keguguran adalah masalah umum sehingga mereka ingin berbicara terbuka mengenai hal itu, tambah sumber tersebut.
Juru bicara Istana Buckingham mengatakan: "Ini persoalan sangat pribadi sehingga kami tidak akan memberikan komentar."
Baca Juga: Saat Kelahiran Archie, Pangeran William Sempat Kesal Pada Harry dan Meghan
Duchess of Sussex dan suaminya Pangeran Harry dengan gelar Duke of Sussex, pindah ke California, Amerika Serikat, untuk menghindari sorotan media, setelah mengundurkan diri sebagai anggota kerajaan senior pada Januari tahun ini.
Anak pertama mereka, Archie, lahir pada tanggal 6 Mei 2019.
Duchess of Sussex mengawali tulisannya dengan gambaran adanya "kram tiba-tiba" yang dialaminya ketika ia tengah mengurus Archie.
"Saya jatuh ke lantai bersamanya di pelukan saya, menyenandungkan lagu nina-bobo untuk menenangkan kami berdua, nada gembira itu kontras dengan perasaan saya bahwa ada sesuatu yang tidak beres," ungkapnya.
"Beberapa jam kemudian, saya terbaring di tempat tidur rumah sakit, memegang tangan suami saya. Saya merasakan keringat dingin di telapak tangannya, dan saya mencium ruas jari-jarinya, basah dari air mata kami berdua.
"Sambil menatap dinding putih yang dingin, mata saya berkaca-kaca. Saya berusaha mereka-reka bagaimana kami akan melalui ini."
Ditambahkan, "Kehilangan anak adalah memikul kesedihan yang hampir tidak tertahankan, yang dialami oleh banyak orang tetapi tidak banyak dibicarakan.
"Dalam kepedihan akibat kehilangan kami, suami dan saya menemukan bahwa di antara 100 perempuan, terdapat 10 hingga 20 di antara mereka yang mengalami keguguran.
"Namun di balik masalah umum tentang betapa sering kepedihan yang mengejutkan ini terjadi, pembicaraan tentang hal ini tetap dianggap tabu, diselimuti perasaan malu, dan melanggengkan siklus berduka dalam kesendirian.
"Sebagian orang berani berbagi cerita; mereka telah membuka pintu, sadar jika seseorang mengungkapkan kebenaran, itu akan memberikan dorongan bagi kita semua untuk melakukan hal yang sama."
Meghan juga menyebut sebuah wawancara televisi ketika ia ditanya oleh sang wartawannya apakah ia baik-baik saja, dalam lawatan ke Afrika Selatan tahun lalu.
Meghan mengatakan ia disodori pertanyaan itu pada saat ia "berusaha tegar di depan umum".
"Saya jawab pertanyaan itu sejujurnya, tanpa menyadari bahwa apa yang saya katakan juga dirasakan begitu banyak orang - ibu-ibu muda dan ibu-ibu yang sudah berumur, dan siapa pun yang secara diam-diam menderita dengan cara masing-masing," katanya.
Istri Pangeran Harry, Meghan Markle, tercatat sebagai anggota kedua Kerajaan Inggris yang berbicara terbuka tentang pengalaman keguguran.
Yang pertama adalah cucu Ratu Elizabeth, Zara Tindall. Pada tahun 2018, ia mengungkapkan pernah dua kali mengalami keguguran sebelum melahirkan anak kedua.
Keguguran Meghan terjadi ketika ia mengajukan gugatan hukum kepada surat kabar Mail on Sunday terkait penerbitan surat yang ia tulis kepada ayahnya. Bulan lalu, pengadilan mengabulkan permohonan penundaan sidang kasus privasi ini hingga menjelang akhir tahun depan.
Tag
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Misteri Sekeluarga Tewas di Tol Tegal: Mesin Mati AC Nyala, Pengemudi Sempat Tolak Bantuan Medis
-
Marak Kepala Daerah Kena OTT, Golkar Serukan Evaluasi Total Sistem Seleksi Pemimpin
-
Revolusi Digital GM FKPPI: Kaderisasi Kini Berbasis AI, Fokus Cetak Kualitas
-
Genangan Air di Jeruk Purut Bikin Transjakarta Rute 6T Dialihkan, Cek Titik yang Tak Disinggahi
-
Wacana Penunjukan Langsung Dinilai Tak Demokratis, FPIR: Bahaya Kapolri Ditunjuk Langsung Presiden
-
Hujan Deras Jumat Sore, Warga Pela Mampang Dikepung Banjir, Ketinggian Air Ada yang Mencapai 60 Cm
-
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Resmi Go Live Nasional Penjaminan Dugaan KK/PAK di Aplikasi
-
Praktik Lancung 8 ASN Kemnaker: Agen Izin TKA Diperas Rp135 Miliar Vespa dan Innova Jadi Syarat
-
Kok Bisa Hiu Tutul Sering 'Nyasar' ke Pantai Indonesia? Ternyata Ini Alasannya!
-
Tragedi Sungai Lusi: 5 Santriwati Penghafal Alquran di Blora Ditemukan Tak Bernyawa