Suara.com - Presiden Jokowi menunjuk Wakil Menteri BUMN sekaligus Juru Bicara Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, menjadi Menteri Kesehatan yang baru, menggantikan Terawan Agus Putranto.
Pasca reshuffle kabinet tersebut, publik justru ramai-ramai mencibir Budi Gunadi Sadikin lantaran tidak memiliki latar belakang sebagai dokter sebagaimana Menkes lain sebelumnya.
Namun, Ekonom Senior, Faisal Basri, memiliki pandangan berbeda terkait terpilihnya Budi Gunadi Sadikin.
Faisal Basri mengaku melihat munculnya harapan saat Presiden Jokowi pada Selasa (22/12/2020) mengumumkan nama Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes.
"Muncul setitik harapan dengan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan," kata Faisal Basri lewat jejaring Twitter miliknya, Rabu (22/12/2020).
Bukan tanpa sebab, Faisal Basri memiliki alasan di balik pernyataan yang menyebut ada secercah harapan dengan terpilihnya Budi Gunadi Sadikin.
Faisal Basri tampak yakin Budi Gunadi Sadikin mengetahui apa yang harus dilakukan serta terus akan menjadi ilmu pengetahuan dan data sebagai dasar kebijakannya.
"Ia tahu apa yang harus dilakukan. Science dan data jadi basis pengambilan keputusan yang dibantu para ahli yang mumpuni. Insya Allah," tandas Faisal Basri.
Lain halnya dengan Faisal Basri, ekonom senior Indef, Enny Sri Hartati menilai pergantian Menkes semestinya menawarkan harapan besar di tengah pandemi covid-19 yang belum usai.
Baca Juga: Bukan Cuma Covid-19, Ini Masalah Kesehatan yang Harus Dihadapi Menkes Baru
“Di tengah pandemi seperti saat ini, masyarakat butuh sosok profesional di bidangnya. Track record profesional seseorang kan kemudian dilihat dari latar belakang juga pengalaman di bidang tersebut. Nah, mungkin Pak BGS bahkan selama ini tidak pernah terlibat di sektor kesehatan,” ujar Enny.
Tak hanya Enny Sri Hartati, keraguan publik terhadap ditetapkannya Budi Gunadi sebagai Menkes juga berseliweran di media sosial.
Tugas Berat Menanti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Sebagai Menteri Kesehatan teranyar, Budi Gunadi Sadikin memiliki PR besar, khususnya dalam hal penanganan Covid-19.
Pakar epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman berpesan kepada Budi Gunadi Sadikin untuk bisa melandaikan kurva kasus Covid-19.
Dicky Budiman memiliki sejumlah pesan untuk Budi Gunadi Sadikin. Pesan pertama adalah dia harus menuntaskan dan menunaikan rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO) terkait penanganan Covid-19.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!