Pada hari pertama pencarian memang belum membuahkan hasil yang begitu maksimal. Namun, beberapa nelayan lokal menemukan serpihan-serpihan yang diduga kuat merupakan bagian dari badan pesawat.
Pencarian oleh Basarnas, TNI, polisi serta dari berbagai unsur lainnya ditunda karena gelap mulai menyelimuti perairan Kepulauan Seribu yang diduga kuat menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Esoknya pada Minggu (10/1), pencarian dilanjutkan. Alhasil tim penyelam gabungan dari beberapa instansi pun menemukan serpihan pesawat serta bagian tubuh korban yang sudah tidak utuh.
Temuan tersebut tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa pesawat jenis boeing itu memang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu atau di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Putaran jarum jam terus berputar seiring tim SAR yang terus bekerja keras. Selang waktu berjalan, sejumlah kepingan-kepingan badan pesawat serta bagian jenazah terus ditemukan dari dasar laut.
Temuan-temuan itu dikirim ke JICT untuk diperiksa lebih lanjut. Khusus untuk bagian jenazah korban pesawat nahas itu dibawa ke Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Jakarta Timur untuk penanganan lebih detail.
Perluas pencarian korban
Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud) Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri pada akhirnya memperluas areal pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1).
"Areal ini kita perluas lagi. Kemarin petunjuk dari Bapak Kabarhakam bahwa areal ini diperluas," kata Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Yassin Kosasih di atas Kapal Polisi Bisma 8001.
Baca Juga: Benarkah Ini Rekaman Sriwijaya Air SJ182 Sebelum Jatuh? Cek Faktanya
Perluasan areal pencarian tersebut mengingat sudah memasuki hari keempat pascakejadian. Selain itu, pertimbangan arus bawah laut yang deras serta angin kencang menjadi faktor pendorong perluasan areal pencarian.
Pada hari keempat pencarian, Korpolairud menerjunkan 30 penyelam serta tambahan beberapa penyelam dari Direktorat Polisi Air Polda Banten serta Polda Jawa Barat.
Untuk teknis pencarian dilakukan secara bergantian dimana gelombang pertama terdiri atas tiga tim dengan total 30 penyelam dengan kurun waktu satu jam penyelaman.
Terombang ambing di laut lepas
Perjalanan dari markas Korpolairud Baharkam Polri menuju lokasi kejadian membutuhkan waktu sekitar dua jam menggunakan kapal cepat. Namun, untuk kapal jenis tertentu waktu perjalanannya dapat dipangkas sekitar 1,5 jam.
Jika cuaca sedang bersahabat, goncangan ombak dan angin laut mungkin tidak begitu terasa. Namun, bila tidak, maka konsekuensi mabuk laut tak dapat pula dihindari sebagaimana yang penulis alami bersama sejumlah "kuli tinta" lainnya.
Berita Terkait
-
Benarkah Ini Rekaman Sriwijaya Air SJ182 Sebelum Jatuh? Cek Faktanya
-
Buat Lelucon soal Tragedi Sriwijaya Air, Pria Ini Diciduk Polisi
-
2 Orang Lolos dari Maut Gegara Tak Mampu Bayar Tes PCR Sriwijaya Air SJ182
-
CEK FAKTA: Benarkah Ini Rekaman Situasi Sriwijaya Air SJ182 Sebelum Jatuh?
-
Detik-detik Sriwijaya Air SJ182 Kecelakaan, Mesin Hidup saat Jatuh
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Pasar Jaya Gerak Cepat, Penampungan 350 Pedagang Kramat Jati Siap dalam 3 Hari
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati