Suara.com - Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, hingga Selasa (12/1/2021) sore berhasil mengumpulkan 111 sampel DNA keluarga korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Namun, jumlah tersebut dinyatakan belum lengkap.
"Sampai sekarang, Tim DVI telah menerima sampel DNA sebanyak 111 sampel," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/1/2021).
Rusdi mengatakan, jumlah tersebut masih belum memenuhi data manifes korban yakni ada 62 korban.
Menurutnya, kekinian dari 111 sampel DNA tersebut hanya untuk 45 korban.
"Belum (lengkap), baru ada 45, kurang 17," tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa satu korban bisa memiliki dua atau lebih sampel DNA dari keluarga. Itu lah mengapa jumlah sampel DNA lebih banyak dari daftar atau manifes korban Sriwijaya Air SJ 182.
Lebih lanjut, Rusdi mengatakan semakin banyak sampel DNA dari keluarga korban akan semakin memudahkan proses identifikasi terhadap korban.
"Semakin banyak semakin baik nanti digunakan tim DVI untuk identifikasi terkahir. Sekarang masih bisa gunakan sidik jari maupun data-data yang lain," tuturnya.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).
Baca Juga: CEK FAKTA: Bayi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Ditemukan Selamat?
Pesawat bernomor registrasi PK-CLC jenis Boeing 737-500 itu sempat hilang kontak setelah take off dari Bandara Sukarno Hatta pada pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.
SJ-182 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Berita Terkait
-
KNKT: Sriwijaya Air SJ182 Tidak Meledak Sebelum Membentur Air Laut
-
Pria Ini Sebut Black Box Tak Penting, Publik: Pas Pembagian Otak Gak Datang
-
CEK FAKTA: Bayi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Ditemukan Selamat?
-
Hari Ini Tim DVI Polri Identifikasi Tiga Korban Sriwijaya Air SJ 182
-
Viral Pria Sebut Black Box Tak Harus Diutamakan, Publik Menghujat: Mikir!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu