Suara.com - Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menilai hasil final efikasi vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China di Brasil sebesar 50,4 persen tidak berpengaruh dengan efikasi vaksin di Indonesia, masyarakat tidak perlu cemas.
Dicky menjelaskan, angka efikasi di Brasil maupun di Turki tidak bisa disamakan dengan efikasi di Indonesia sebab proses uji klinis tahap III-nya pun berbeda.
"Hasil yang sedikit di atas threshold WHO itu tetap memiliki makna karena tetap memiliki efikasi yang memenuhi standar, itu tetap bisa kita gunakan sebagai pelindung," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Kamis (14/1/2021).
Dia menerangkan, bahwa vaksin CoronaVac memang berbeda dari merek vaksin lain, karena perusahaan Sinovac Biotech mempersilahkan proses uji klinis tahap III dilakukan di daerah pemesan yakni Brasil, Turki, dan Indonesia.
Sementara vaksin merek lain seperti Novavax dari Amerika dan Kanada, Oxford-AstraZeneca dari Inggris dan Jerman, Moderna dari Amerika, serta Vaksin Pfizer dari Amerika hanya melakukan uji klinis di wilayahnya saja.
"Ini ada tiga riset yang berdiri sendiri di Brasil, Turki, Indonesia dan akan bisa saling mendukung data itu. Ini yang membedakan Sinovac dengan Pfizer, Moderna, Oxford dimana itu perusahaan mereka sendiri yang meneliti," jelasnya.
Oleh sebab itu dia menegaskan, vaksin Sinovac tetap aman untuk disuntikkan ke warga Indonesia sebab belum ada laporan efek samping yang parah dan BPOM sudah merilis efikasi Sinovac di Indonesia 65,3 persen.
"Pesan pentingnya adalah tidak ada isu masalah aspek keamanan, kedua setidaknya tercapai efikasi atau standar yang ditetapkan WHO, itu dua hal penting," tutupnya.
Diketahui, Butantan Institute yang menggelar uji klinis tahap III di Brasil mengumumkan hasil efikasi final dari vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China mencapai 50,4 persen pada Selasa (12/1/2021).
Baca Juga: Raffi Ahmad Dihujat Keluyuran Tanpa Masker Usai Vaksin COVID-19 Sinovac
Pengumuman ini hanya berselang kurang dari sepekan setelah Brasil mengumumkan hasil efikasi pertama sebesar 78 persen.
Butantan mengklaim vaksin CoronaVac 50 persen efektif mencegah penularan COVID-19, termasuk untuk gejala ringan dan tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).
Hasil ini mendapatkan kecaman dari ilmuan di Brasil, sebab angka efikasi 78 persen sebelumnya menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis.
Hal ini diprediksi akan menimbulkan keraguan masyarakat Brasil terhadap vaksin buatan China tersebut.
Kendati demikian, angka efikasi vaksin Sinovac di Brasil, Indonesia, dan Turki sejauh ini telah mencapai standar efikasi minimal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 50 persen.
Berita Terkait
-
Raffi Ahmad Dihujat Keluyuran Tanpa Masker Usai Vaksin COVID-19 Sinovac
-
IDI: Jangan Tolak Vaksinasi Covid-19, Kondisi Kita Sudah Sulit
-
Raffi Ahmad Dikecam Ketahuan Nongkrong Tanpa Masker Usai Divaksin
-
Raffi Ahmad Keluyuran Tanpa Masker Usai Divaksin, Publik: Keterlaluan
-
Vaksinator di Makassar Butuh Waktu 45 Menit Setiap Orang yang Divaksin
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU