Suara.com - Sejumlah pihak dari pakar dan pengamat penerbangan dunia ikut menyoroti jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari ketinggian 10.000 kaki.
Menyadur Channel News Asia, Senin (11/1/2021), jatuhnya pesawat Sriwijaya Boeing 737-500 menjadi catatan bagi dunia penerbangan Indonesia dan pihak Boeing, menyusul hilangnya Lion Air 737 MAX pada Oktober 2018.
Kecelakaan Lion Air, yang menewaskan 189 orang, merupakan kejadian luar biasa karena mengungkapkan masalah mendasar dan memicu krisis keselamatan di seluruh dunia untuk Boeing, menurut para ahli.
Dari 2007 hingga 2018, Uni Eropa melarang maskapai penerbangan Indonesia menyusul serangkaian kecelakaan dan laporan pengawasan dan pemeliharaan yang memburuk.
Amerika Serikat juga menurunkan evaluasi keselamatan Indonesia ke Kategori 2, yang berarti sistem peraturannya tidak memadai, antara tahun 2007 dan 2016.
Rekor keselamatan udara Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menerima evaluasi yang baik dari badan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2018.
Namun menurut para ahli, budaya keselamatan berjuang melawan pola pikir yang membuat beberapa kecelakaan tidak terelakkan terjadi, di negara dengan jumlah korban tewas akibat kecelakaan kendaraan dan feri cukup besar.
"Kecelakaan hari Sabtu tidak ada hubungannya dengan MAX, tetapi Boeing sebaiknya memandu Indonesia - yang memiliki catatan keselamatan udara - untuk memulihkan kepercayaan pada industri penerbangannya," kata Shukor Yusof, kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia, Endau Analytics.
Pihak berwenang menemukan perekam data penerbangan pesawat Sriwijaya dan perekam suara kokpit pada hari Minggu, tetapi para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan faktor-faktor yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat berusia hampir 27 tahun itu.
Baca Juga: Satu Keluarga Jadi Korban Sriwijaya Air Jatuh Sempat ke Kota Tangerang
Pesawat yang lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta sesuai jadwal akan terbang ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 naik ke ketinggian 10.900 kaki dalam waktu empat menit tetapi lantas mulai turun tajam dan berhenti mengirimkan data 21 detik kemudian, menurut situs pelacakan FlightRadar24.
"Ada banyak suara yang dibuat tentang kecepatan penurunan terakhirnya," kata Geoff Dell, pakar investigasi kecelakaan udara yang berbasis di Australia.
"Ini adalah indikasi dari apa yang terjadi, tetapi mengapa itu terjadi masih menjadi tebakan. Ada banyak cara untuk membuat pesawat turun dengan kecepatan seperti itu," sambungnya.
Dell mengatakan penyelidik akan melihat faktor-faktor termasuk kegagalan mekanis, tindakan pilot, catatan perawatan, kondisi cuaca, dan apakah ada gangguan yang melanggar hukum.
Sebagian besar kecelakaan udara disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang perlu waktu berbulan-bulan untuk ditetapkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras