Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan penyebab tenggelamnya Kapal MV Nur Allya di Perairan Halmahera, Maluku Utara pada 21 Agustus 2019 lalu.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, dari investigasi yang sangat panjang tenggelamnya Kapal MV Nur Allya karena perubahan wujud atau likuifaksi nikel yang dimuat kapal tersebut.
"Dari hasil analisis, stabilitas yang telah dilakukan, maka tenggelamnya Nur Allya di Perairan Halmahera, Maluku Utara pada 21 Agustus 2019 diakibatkan likuifaksi muatan nikel ore, dengan nilai momen likuifaksi 474.630,996 ton," ujar Soerjanto dalam keterangannya yang ditulis, Minggu (7/2/2021).
Selain itu, dari hasil investigasi, Soerjanto melihat, Nilai lengan penegak (GZ) negative dengan momen likuifaksi yang besar, berakibat kapal secara spontan terbalik dalam periode yang sangat singkat.
"Kapal kehilangan stabilitas akibat terjadinya free surface dari muatannya. Selanjutnya kapal terbalik dan tenggelam," ucap dia.
Menurut Soerjanto, investasi kecelakan kapal tersebut berlangsung lama. Hal ini disebabkan, adanya kendala mulai dari anggaran, ketersediaan alat, hingga cuaca.
"Beberapa kali ketika kapal dan peralatan tersedia anggaran belum tersedia. Begitu anggaran dan alat tersedia, kapal tidak tersedia. Kondisi ini yang membuat mundurnya survei kapal Nur Allya," jelas dia.
Untuk diketahui, kapal Nur Allya pada tanggal 20 Agustus 2019 pukul 15.56 WIT berangkat dari Pelabuhan Weda, Maluku Utara menuju Pelabuhan Morosi, Sulawesi Tenggara.
Kapal memuat bijih nikel sebanyak 51.500 metrik ton. Kapal diawaki 25 orang dan 2 orang pengikut.
Kemudian, kapal direncanakan tiba di Pelabuhan Morosi pada 23 Agustus 2019. Kapal tersebut milik PT Gurita Lintas Samudera.
Baca Juga: KNKT: Sebelum Jatuh, Pilot Sriwijaya Air SJ182 Minta Ganti Arah
Pada tanggal 21 Agustus 2019 pukul 03.25 WIT berdasarkan data AIS, kapal berlayar dengan kecepatan 9,5 knot dengan arah haluan 183 derajat dengan koordinat berada di posisi 01°06`0.30`` LS/ 128°36`0.68`` BT. Pukul 03.56 WIT dari data AIS diketahui kecepatan kapal berubah menjadi 1 knot dan haluan kapal mengarah ke 188 derajat.
Pada saat itu kapal berada di koordinat 01°10`1.33`` LS/ 128°35`1.25`` BT yang merupakan data AIS Nur Allya terakhir terdeteksi setelah itu perusahaan kehilangan kontak dengan kapal MV Nur Allya.
Tag
Berita Terkait
-
KNKT: Sebelum Jatuh, Pilot Sriwijaya Air SJ182 Minta Ganti Arah
-
KNKT Klaim Sriwijaya Air SJ 182 Tak Meledak di Udara Sebelum Jatuh
-
Sriwijaya Air SJ-182 Meledak di Udara Sebelum Jatuh, KNKT : Hoaks
-
Perlahan Terungkap Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, KNKT: Minta Hindari Cuaca
-
Santer di Media Sosial, KNKT Bantah Sriwijaya Air SJ 182 Alami Full Stall
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun