Suara.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan kasus tewasnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi atau Soni Eranata di rumah tahanan Bareskrim Mabes Polri harus menjadi pelajaran bagi Polri. Semisal halnya membuka akses kepada dokter dari luar yang dibawa keluarga turut memeriksa tahanan yang sakit.
Menurut Arsul, pemeriksaan dari dokter atau tenaga kesehatan yang dibawa pihak keluarga menjadi perlu, mengingat dokter tersebut sebelumnya kemungkinan memiliki rekam medis atau riwayat kesehatan tahanan terkait.
"Ke depan jika dokter dan tenaga kesehatan Polri atau lembaga penegak hukum terbatas, maka dimungkinkan dokter dari luar, yang dibawa keluarga atau penasehat hukum untuk dapat diberi akses memeriksa orang yang ditahan. Dengan demikian ada kesempatan pula untuk memperoleh second opinion terkait kondisi kesehatan tahanan yang bersangkutan," kata Arsul dihubungi, Selasa (9/2/2021).
Namun Arsul menegaskan opsi tersebut bukan berarti memudahkan tahanan dirujuk ke rumah sakit lain di luar RS Polri. Melainkan harus melewati tahapan awal, yaitu mendatangkan dokter dari luar untuk memeriksa tahanan di rutan.
"Jadi tidak bisa juga tahanan minta dibawa ke RS lain terus dikabulkan. Objektivitas dan urgensitas permintaannya harus dinilai dulu oleh dokter lain selain dokter Polri. Tentu dengan biaya sendiri, bukan tanggungan atau memakai anggaran Polri," kata Arsul.
Keluarga Minta Maaher Dirujuk ke RS Ummi
Pihak keluarga sempat meminta Ustadz Maaher At-Thuwailibi atau Soni Eranata dirujuk ke RS Ummi Bogor, Jawa Barat. Permintaan itu disampaikan empat hari lalu sebelum akhirnya Maaher meninggal dunia di Rutan Bareskrim Polri, Senin (8/2/2021).
Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum Maaher, Djudju Purwantoro. Dia berujar permintaan agar Maaher dirujuk ke RS Ummi Bogor itu diajukan pada Kamis (4/2) pekan lalu.
"Tiga hari lalu (berkas perkara tahap dua Maaher) sudah dilimpahkan ke Kejaksaan, hari Kamis saya sudah kirimkan surat agar yang bersangkutan kembali dirawat di RS UMMI Bogor atas permintaan keluarga," kata Djudju saat dikonfirmasi, Senin malam.
Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Ustadz Maaher di Rutan Bareskrim Polri
Maaher sebelumnya dikabarkan meninggal dunia di Rutan Bareskrim Polri pada Senin malam. Kabar tersebut pun dibenarkan oleh Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono.
"Benar karena sakit," ujar Rusdi.
Jenazah Maaher pun kekinian telah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Almarhum dilarikan ke RS Polri sekira pukul 20.00 WIB sebelum diserahkan ke pihak keluarga.
Sakit Lambung
Maaher memang sempat dikabarkan sakit keras. Kabar sakitnya tersangka kasus dugaan penghinaan terhadap ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) Habib Luthfi bin Yahya, itu diungkapkan oleh pegiat media sosial Denny Siregar.
Lewat akun Twitter @Dennysiregar7 tampak mengunggah foto Maaher yang sedang menangis. Dia mengaku terenyuh saat mengetahui kabar Maaher sedang sakit keras.
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?