Suara.com - Sebuah kelompok tentara bayaran asal Inggris, dipimpin laki-laki asal Skotlandia, Peter McAleese, melakukan perjalanan menuju kerajaan kriminal yang dibentuk orang paling berbahaya di dunia.
Tentara bayaran itu diberangkatkan untuk membunuh Pablo Escobar, pemimpin kartel narkoba di Kota Medellin, Kolombia. Escobar adalah salah satu penjahat paling kaya dalam sejarah.
Escobar berstatus produsen sekaligus distributor kokain terbesar di dunia. Dia dulu bertanggung jawab atas 80% perdagangan obat-obatan terlarang.
Sementara itu, McAleese adalah mantan anggota tentara khusus Inggris, SAS. Dia direkrut kartel narkotik Kolombia lainnya untuk mengalahkan Escobar.
Sebuah film dokumenter baru berjudul "Killing Escobar", menceritakan kisah misi yang akhirnya tidak berhasil dan orang-orang di baliknya.
- 'Kuda Nil Kokain' warisan Pablo Escobar menjelma jadi 'bom waktu ekologis'
- Satu orang terbunuh setiap 15 menit di Meksiko karena perang melawan narkoba
- Raja kartel narkoba Meksiko 'El Chapo' dipenjara seumur hidup
McAleese, yang lahir di Glasgow tahun 1942, adalah pria kompleks yang mengalami banyak kekacauan batin, kata sutradara dokumenter tersebut, David Whitney.
McAleese dibesarkan di Riddrie, sebuah daerah pinggiran di kota terbesar di Skotlandia. Sejak kecil, dia juga berada dalam bayang-bayang penjara Barlinnie yang terkenal. Di penjara itulah, ayahnya yang sangat keras dan kejam, menghabiskan hidupnya bertahun-tahun.
"Saya dilatih untuk membunuh oleh Angkatan Darat Inggris, tapi naluri bertempur saya muncul dari Glasgow," kata McAleese yang kini berusia 78 tahun dalam film "Killing Escobar".
McAleese meninggalkan rumah untuk bergabung dengan Angkatan Darat Inggris pada usia 17 tahun. Dia memilih jalan itu untuk menemukan cara menyalurkan perangainya yang agresif.
Baca Juga: Kendalikan Populasi, Ilmuwan Sarankan Kuda Nil Pablo Escobar Ditembak Mati
McAleese terdaftar di Resimen Parasut, lalu menjadi anggota elit 22 Resimen SAS.
McAleese pernah terlibat dalam operasi militer di Kalimantan bersama SAS. Di sana dia terlibat peperangan hutan yang berat.
Tahun 1969, dia meninggalkan Angkatan Darat Inggris. Dia menyebut keputusan ini sebagai hal terburuk yang pernah dia lakukan.
McAleese lantas berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tidak cocok dengan kepribadiannya. Dia merasa tersesat dan agresinya menjadi lebih buruk sampai-sampai dikirim ke penjara karena menyerang kekasihnya.
Setelah keluar dari penjara, McAleese berusaha menciptakan kembali kegairahan yang dia rasakan selama berkarier di militer.
Dia beralih menjadi tentara bayaran dalam Perang Saudara di Angola, kemudian di Rhodesia (sekarang Zimbabwe), serta Afrika Selatan.
McAleese bertemu Dave Tomkins di Angola pada tahun 1976. Tomkins bukanlah tentara biasa. Dia tahu bagaimana membuat kesepakatan dan memasok senjata.
Dua sosok yang awalnya tidak mungkin bekerja sama ini kemudian menjadi teman baik. Dan Tomkins adalah orang yang menawari McAleese menjalankan misi membunuh Escobar.
Jorge Salcedo, bagian dari kartel narkotik Kolombia pesaing Escobar, yaitu kelompok Cali, mengkoordinasikan rencana pembunuhan itu.
Salcedo ingin Tomkins merekrut tim untuk melaksanakan rencana itu. McAleese adalah orang pertama yang ditawari oleh Salcedo.
"Anda tidak akan diminta untuk membunuh Pablo Escobar jika Anda tidak memiliki pengalaman yang tepat," kata McAleese.
"Saya tidak punya perasaan benar atau salah untuk membunuhnya," ujarnya. "Saya tidak pernah menganggap misi itu sebagai pembunuhan. Saya melihatnya sebagai target."
Kartel Cali yakin bahwa Escobar dapat dibunuh ketika dia pergi ke perkebunan Hacienda Napoles yang mewah.
Senjata dan bom
Di properti milik Escobar itu terdapat kebun binatang penuh hewan eksotis, koleksi mobil tua dan mewah, bandara pribadi, serta arena adu banteng.
McAleese terbang di atas perkebunan itu untuk pengintaian. Setelahnya, ia setuju bahwa misi itu bisa dilakukan. Misi itu sepertinya bisa dilakukan.
Tomkins merekrut tim yang terdiri dari 12 tentara bayaran. Mereka adalah orang-orang yang pernah bekerja dengannya atau orang yang direkomendasikan kepadanya.
Anggota tim ini dibantu meloloskan diri dari pemeriksaan otoritas keimigrasian. Jorge Salcedo dan kartel Cali mendanai masa tinggal mereka selama di Kolombia.
Masing-masing anggota tim ini dibayar US$5000 atau Rp71,8 juta per bulan, di luar akomodasi. Sementara itu, Tomkins digaji US$1.000 per hari. Angka itu setara setidaknya Rp14,3 juta.
Film ini menampilkan cuplikan video yang diambil oleh Tomkins, yang memperlihatkan orang-orang yang bermain dengan banyak uang.
Awalnya para tentara bayaran ini tinggal di kota Cali, tapi ada bahaya yang mengintai mereka karena mereka terlalu menarik perhatian.
Kemudian mereka pindah ke sebuah peternakan di pedesaan. Di sana mereka diberikan banyak senjata.
"Kepindahan itu seperti Natal. Semua senjata yang kami butuhkan ada di sana," kata McAleese.
Tentara bayaran berlatih keras untuk misi itu Namun hanya Tomkins dan McAleese yang tahu siapa yang hendak mereka bunuh.
Sebelum anggota lain diberi tahu, seorang dari tim itu tersebut keluar dari peternakan dan diizinkan pulang. Dia lalu menjual cerita apa yang dijalani di Kolombia ke surat kabar, tapi tidak memberikan nama atau detail operasi tersebut.
Saat misi penyerangan semakin dekat, tim tentara bayaran itu memindahkan latihan mereka ke dalam hutan. Tujuannya agar mereka dapat berlatih menggunakan senjata dan bom tanpa terdengar pihak lain.
Rencana serangan itu melibatkan dua helikopter yang terbang ke kompleks Hacienda Napoles.
Helikopter ini direncanakan terbang di saat para tentara bayaran menembaki penjaga keamanan Escobar dan membunuh sang gembong narkotik.
Para tentara bayaran ditargetkan membawa kepala Escobar sebagai piala kemenangan.
Saat mendengar dari seorang informan bahwa Escobar sedang berada di perkebunannya, mereka langsung menuju sasaran. Namun serangan itu akhirnya tidak pernah terjadi.
Helikopter yang membawa McAleese dan Tomkins jatuh saat terbang rendah ketika menembus awan di atas Pegunungan Andes. Pilot helikopter tewas dalam kecelakaan itu.
Janji kepada Tuhan
Orang-orang lain dalam helikopter itu selamat. Akan tetapi, luka McAleese terlalu parah untuk menuruni lereng gunung. Dia terbaring selama tiga hari dalam kesakitan yang luar biasa sampai dia diselamatkan.
Escobar mendengar tentang rencana pembunuhannya. Dia lalu mengirim anak buahnya ke gunung untuk menemukan para tentara bayaran tersebut.
"Jika Pablo Escobar menangkap saya, saya akan mengalami kematian yang panjang, berlarut-larut, dan menyakitkan," kata McAleese.
Dia melarikan diri dan mencoba menepati janji yang telah dia buat kepada Tuhan saat dia terbaring di lereng gunung.
McAleese mengatakan, dia adalah "laki-laki yang kotor, rendah hati, dan bajingan". Dia berkata, dia harus berubah.
Namun bukan tindakannya di zona perang yang dia sesali, melainkan kegagalannya sebagai suami dan ayah.
"Saya memiliki banyak penyesalan dan tidak satupun dari penyesalan itu adalah saat saya berada di sisi tentara," ujarnya.
Pada usia 78 tahun, McAleese mengatakan bahwa dia akhirnya menemukan kedamaian.
Sebaliknya, Pablo Escobar ditembak mati pada tahun 1993 saat berupaya melarikan diri dari kejaran penegak hukum Kolombia.
Berita Terkait
-
Nyaris Mati saat Perang Lawan Ukraina, TNI Ogah Peduli Nasib Satria Kumbara, Kenapa?
-
Eks Marinir Satria Kumbara Nyaris Mati Dihujani Mortir, Mabes TNI: Bukan Urusan Kami Lagi!
-
Eks Marinir Satria Kumbara Luka Parah Dihantam Mortir di Ukraina, Minta Doa Rakyat Indonesia
-
Dubes Rusia: Kami Tak Rekrut WNI Jadi Tentara, Satria Umbara Sendiri yang Mau
-
DPR Serahkan Nasib Satria Kumbara ke TNI, Dasco: Itu Ada Aturan
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Kematian Mahasiswa Unnes Penuh Kejanggalan, LPSK Turun Tangan Kantongi Bukti CCTV
-
Liburan Karyawan RS Jember di Bromo Berakhir Tragedi, 8 Orang Tewas Termasuk Satu Keluarga
-
Mabes TNI Batal Laporkan Ferry Irwandi, Pilih Dialog Demi Jaga Persatuan
-
Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit, Kejagung Periksa Putri Jusuf Hamka
-
5 Fakta Pembunuhan Keji Gadis Cilik 4 Tahun di Konawe Selatan, Motif Pelaku Terungkap
-
Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo Masuk Babak Baru, LPSK Dapatkan Bukti CCTV
-
Buntut Insiden Saat Kunker Komisi III DPR, Polda Jambi Minta Maaf: Tak Ada Niat Halangi Wartawan
-
4 Skandal Zita Anjani sebelum Diterpa Isu Pencopotan: Gara-Gara Dugaan Mangkir?
-
Anggota DPR Terima Dana Reses Rp2,5 Miliar, Najwa Shihab: Masalahnya, Cair ke Kantong Pribadi
-
Enam Lembaga HAM Bentuk Tim Investigasi Kerusuhan, Tegaskan Suara Korban Tak Boleh Terhapus