Suara.com - Hari Raya Nyepi telah berlangsung tanggal 14 Maret 2021 kemarin. Biasanya selepas merayakan upacara Nyepi 24 jam penuh, umat Hindu di Bali akan menggelar prosesi Ngembak Geni. Apa itu tradisi Ngembak Geni?
Diketahui, Ngembak Geni ini diselenggarakan pada pinanggal ping kalih Sasih Kadasa atau hari kedua pada bulan kesepuluh kalender Hindu-Bali, yang mana hal ini sekaligus mengakhiri proses catur brata penyepian.
Ngembak Geni sendiri secara bahasa yaitu ngembak artinya ‘bebas’ dan geni artinya ‘api’. Jadi, Ngembak Geni ini memiliki makna bebas menyalakan api atau beraktivitas kembali seperti sedia kala. Adapun penyelenggaraan Catur Brata Penyepian seperti berikut ini:
- Amati Geni (Tak menyalakan api, misalnya tidak boleh memasak)
- Amati Karya (tak bekerja)
- Amati lelungan (tak bepergian)
- Amati lelungan (tak mencari hiburan)
Prosesi Penutup Hari Nyepi
Jadi, bisa dikatakan Ngembak Geni ini merupakan prosesi atau ritual penutup rangkaian Hari Nyepi. Setiap masyarakat Hindu yang melakukan Brata penyepian, maka keesokan harinya masyarakat akan sembahyang di Pura.
Pada ritual tersebut, para masyarakat Hindu akan berucap syukur dan terima kasih pada Sang Hyang Widhi karena sudah memberikan limpahan berkah yang begitu luar biasa selepas melaksanakan prosesi Catur Brata Penyepian.
Masyarakat Hindu juga berdoa agar memperoleh kedamaian, keteguhan serta kesucian hati selama setahun ke depan.
Setelah itu, masyarakat Hindu akan melakukan ritual Lengsur Banten. Ritual ini berupa persembahan kepada Sang Hyang Widhi. Adapun isi sesembahan tersebut yakni buah-buahan seperti jeruk, pisang, apel yang warnanya kekuningan, dan lain sebagainya.
Prosesi selanjutnya yakni Dharma Santi atau Sima Krama atau semacam silaturahim dengan mengunjungi kerabat, teman kerja, teman dekat, dan lain sebagainya untuk saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan.
Baca Juga: Tahun Baru Saka, Umat Hindu Banjarmasin Gelar Upacara Tawur Kesanga
Tradisi Ngembak Geni
Umumnya, saat berlangsungnya Ngembak Geni, sejumlah daerah yang ada di Bali akan menyelenggarakan berbagai pertunjukan, seperti omed-omedan. Omed-omedan sendiri yaitu tradisi tarik-menarik dan dorong-mendorong.
Biasanya omed-omedan ini diikuti oleh para remaja laki-laki serta perempuan dengan rata-rata usia sekitar 16 hingga 21 tahun. Lalu, dibagi menjadi tim.
Setiap tim mempunyai ketua yang akan berdiri di depan yang kemudian diikuti oleh para anggotanya yang saling berpegangan pada pinggang teman yang berada di depannya. Tim yang melewati batas garis dianggap kalah.
Selain tradisi omed-omedan, ada juga tradisi mandi lumpur atau dikenal juga dengan Mebuug Buugan. Masyarakat Hindu percaya dengan melakukan tradisi Mebuug Buugan, maka segala dosa dan keburukan akan terbasuh bersih oleh lumpur dan bersiap menyambut kehidupan baru.
Demikianlah informasi mengenai makna tradisi Ngembak Geni dan sejumlah tradisi yang ada di dalamnya. Selamat merayakan hari Raya Nyepi dan Ngembak Geni bagi yang merayakan.
Berita Terkait
-
5 Fakta Unik Hari Raya Nyepi yang Bisa Kamu Temukan saat di Bali
-
Kenakan Pakaian Adat Bali, Jennifer Bachdim Ucapkan Hari Raya Nyepi
-
Tampil Beda, Penampilan Jessica Iskandar saat Rayakan Nyepi Banjir Pujian
-
Digelar Sederhana, Tawur Agung Kesanga di Prambanan Tanpa Ogoh-Ogoh
-
Suasana Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di Bali
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo
-
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Ekonom Curiga Proyek Salah Sasaran dan Ada 'Permainan' Markup
-
Gak Kapok Masuk Penjara Gegara Korupsi, Eks Kades Nekat Dagang Sabu karena Alasan Nganggur