Suara.com - Seorang pria bersenjata membunuh 10 orang, termasuk seorang petugas polisi, di sebuah supermarket di negara bagian Colorado, Amerika Sertikat.
Setelah beberapa jam kemudian, penembakan brutal di Kota Boulder itu bisa diatasi setelah polisi menahan seorang tersangka yang terluka dan hanya mengenakan celana di supermarket King Soopers.
Penembakan itu disiarkan langsung oleh sejumlah saksi dan ditayangkan di YouTube.
Di antara yang tewas adalah Eric Talley, 51 tahun, yang merupakan petugas polisi yang pertama kali bertindak atas insiden penembakan itu.
"Ini adalah tragedi dan mimpi buruk bagi Boulder County," kata Jaksa Wilayah Boulder County, Michael Dougherty.
"Ini adalah orang-orang yang sedang menjalani rutinitas mereka, berbelanja. Saya berjanji kepada para korban dan masyarakat di negara bagian Colorado bahwa kami akan tegakkan keadilan."
Tidak ada detail lain yang langsung dirilis tentang sembilan korban lainnya maupun motif di balik serangan itu.
- Penembakan Atlanta: Presiden AS akui rasisme telah jadi racun yang menghantui bangsa Amerika
- Penembakan di sekolah AS: dua siswa tewas, pelaku remaja introver yang "cerdas"
- Penembakan California: 'Saya di lantai dansa, tiba-tiba terdengar tembakan, semua diminta tiarap'
Apa yang diketahui tentang kejadian penembakan?
Kejadian itu dimulai sekitar pukul 14:30 waktu setempat pada hari Senin (23/03) ketika tersangka memasuki supermarket dan mulai menembak.
Para pembeli dan karyawan toko mengatakan mereka segara beranjak mencari tempat berlindung maupun berlari ke tempat aman saat penembakan terjadi.
Baca Juga: Tak Cuma Polisi, Penembakan Brutal di AS Tewaskan 9 Orang Lainnya
Sebagian dari insiden itu terekam dalam sebuah video oleh seorang pejalan kaki yang menunjukkan para korban dari dekat supermarket.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi... Saya mendengar suara tembakan, seseorang jatuh," teriak orang yang memegang kamera. "Ada seorang penembak, pergi menjauh".
Suara tembakan terdengar saat dia melarikan diri dari toko itu.
Rekaman video tersebut berlanjut dan menampilkan polisi yang tiba di tempat kejadian dan mengelilingi supermarket.
Departemen kepolisian Boulder kemudian memperingatkan orang-orang untuk menghindari daerah tersebut dan mengatakan kepada mereka untuk tidak "menyiarkan di media sosial informasi taktis apa pun yang mungkin Anda lihat".
"Kami sedang di kasir, dan suara tembakan tiba-tiba mulai terdengar," kata Sarah Moonshadow, seorang warga yang terjebak di dalam supermarket dengan anak laki-lakinya, Nicholas, saat penembakan itu terjadi.
Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia sempat mencoba membantu salah satu korban yang terluka di trotoar di luar supermarket, tetapi putranya menariknya pergi dengan mengatakan "kita harus pergi".
"Saya tidak bisa membantu siapa pun," katanya.
Rekaman video yang diambil dari udara kemudian menunjukkan seorang pria, yang tampaknya hanya mengenakan celana pendek, dikawal pergi dengan tangannya yang diborgol.
Dalam konferensi pers, kepala Kepolisian Boulder, Maris Herold, mengkonfirmasi bahwa seorang tersangka ditahan dan menerima perawatan di rumah sakit. "Saya ingin meyakinkan masyarakat bahwa mereka aman," katanya.
Herold menyebut polisi yang tewas bernama Eric Talley, yang telah bekerja di departemen kepolisian Boulder sejak 2010.
https://twitter.com/boulderpolice/status/1374200720350580741
"Tindakan heroik petugas ini ketika dia menanggapi tempat kejadian... panggilan telepon mengenai tembakan di daerah itu dan panggilan telepon tentang orang yang mungkin membawa senapan patroli," katanya.
Herold tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang penembakan itu, tetapi mengatakan bahwa penyelidikan itu "sangat kompleks" dan akan memakan waktu "tidak kurang dari lima hari untuk menyelesaikannya".
Nama-nama korban lainnya tidak akan dirilis sampai keluarga atau kerabatnya diberi tahu.
Di Twitter, Gubernur Colorado Jared Polis mengatakan: "Doa saya bersama sesama warga Colorado di saat kesedihan dan duka ini saat kita mempelajari lebih banyak tentang sejauh mana tragedi itu."
Presiden Joe Biden telah diberitahu tentang penembakan itu.
Bulan lalu, Biden mengatakan dia akan merekomendasikan undang-undang yang lebih ketat untuk memastikan pemeriksaan latar belakang pada siapa pun yang ingin membeli senjata api.
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional