Suara.com - Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono kasus impor beras yang memancing polemik. Dia menyebut ada orang yang ingin mencari panggung terkait hal ini.
Arief Poyuono mengaku yakin akan hal itu. Kata dia, orang yang hendak mencari panggung tersebut juga ingin memperburuk kinerja Presiden Jokowi.
Pernyataan itu disampaikan Arief Poyuono melalui jejaring Twitter pribadinya, @bumnbersatu pada Rabu (24/3/2021).
"Jangan jualan atas nama petani dan ngomong rante rente mafia mafio... Kalau kagak ngerti keadaan sebenarnya," tulis Arief Poyuono seperti dikutip Suara.com.
Arief Poyuono menyematkan video yang memaparkan tentang impor beras, termasuk soal rente, mafia, dan rasa kasihan terhadap petani.
Kepada pihak-pihak yang memprotes impor beras, Arief Poyuono mengatakan jangan terlalu banyak angkat bicara apabila tidak tahu kondisi sebenarnya.
"Dari dulu kalau ngomong impor pangan ranta rente, mafia, kasihan petani, memang faktanya tahu gak yang sebenarnya? Bahwa produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional dan untuk baper, bukan bawa perasana, untuk cadangan pemerintah seperti cadangan beras itu gak cukup," kata Arief Poyuono seperti dikutip Suara.com.
"Jangan ngomong ranta rente demi petani kasihan. Ngerti gak pembangunan infrastruktur petanian itu tidak bisa instan. Untuk menghasilkan produksi yang berlimpah," sambungnya.
Arief Poyuono kemudian menuturkan, negara butuh cadangan paling tidak dua bulan untuk menghindari resiko akan berbagai hal, termasuk bencana alam.
Baca Juga: Resmikan Bandara Kuabang, Jokowi: Infrastruktur Itu Membangun Peradaban
"Beli beras itu gak bisa pada saat gak panen kita beli. Panen di sini sama dengan yang sana, ini berebut di pasar dunia, mikir deh, ngomong ranta rente ranta rente, mafia impor, realistis saja," ujarnya.
Arief Poyuono kemudian merasa yakin bahwa protes impor beras digunakan sebagai ajang cari panggung beberapa orang.
"Jadi gue sih yakin yang nolak beras impor pengen cari panggung, kedua pengen jorokin Jokowi. Sebab apa? Klau pangan mahal beras ilang, langka, ngamuk rakat, jadi jangan ranta rente ranta renta," tandasnya.
Impor Beras Salah Siapa?
Sebelumnya Arief Poyuono langsung membahas pihak mana yang semestinya disalahkan terkait polemik impor beras.
Dia menyebut tidak harus menyalahkan pemerintah, dan Kementerian Perdagangan, seperti sejumlah pihak lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Bahlil Sebut Swasta Setuju Impor BBM Lewat Pertamina, Syaratnya Sama-Sama Cengli
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Tundukkan Kepala! Istana Minta Maaf Atas Tragedi Keracunan MBG, Janji Dapur Program Diaudit Total
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
Pelican Crossing Cikini Diapresiasi Warga dan Pengamat
-
Yurike Sanger Istri Ke-7 Soekarno Wafat di Amerika, Terungkap Penyebab Wafatnya Sang 'Yuri Sayang'
-
Pemerintah Tetapkan 17 Hari Libur Nasional dan 8 Hari Cuti Bersama Tahun 2026, Catat Tanggalnya
-
Resmi Diumumkan, Ini Dia 8 Hari Cuti Bersama 2026, Siap-siap Atur Jadwal Libur Panjang dari Sekarang