Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan membantah pernyataan Moeldoko yang menyebut ada pertarungan ideologis dan bergesernya demokrasi di tubuh Partai Demokrat. Hinca menolak pernyataan Moeldoko.
Sebabnya, kata Hinca pernyataan Moeldoko salah dan tidak benar. Apalagi jika hal tersebut yang kemudian dijadikan alasan Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat.
"Kami tidak melihat itu, yang dituduhkan Pak Moeldoko sama sekali salah dan tidak benar. Justru partai ini partai tengah yang kami menyebutnya nasionalis religius. Pak Moeldoko silakan baca AD/ART kami, di situ jelas kenapa partai ini didirikan, partai tengah, partai yang mengusung nasionalis religius. Di kami tidak soal ideologi ini itu, tidak ada hal-hal yang dituduhkan itu," tutur Hinca di Kompleks Parlemen DPR, Senin (29/3/2021).
Hinca pun menantang Moeldoko yang tidak dianggap tidak paham akan Partai Demokrat untuk menyanyikan mars partai tersebut. Menurut Hinca di dalam mars terkandung makna dari semangat serta tujuan Partai Demokrat.
"Bahkan kalau Pak Moeldoko paham betul, coba lah Pak Moel nyanyikan mars Partai Demokrat. Di situ lah ikhtiar, di situ lah doa, di situ lah semangat, di situ lah tujuan. Karena itu kalau ada yang bilang seperti itu apalagi pak Moeldoko, anda tidak tahu partai ini. Anda tidak mengerti partai ini. Kami yang mengerti," kata Hinca.
Karena itu Hinca kembali menegaskan apa yang menjadi pernyataan Moeldoko menyoal ideologi dan pergeseran demokrasi di Partai Demokrat tidak benar.
"Sekali lagi saya katakan semua yang disampaikan Pak Moeldoko saya tolak dan tidak benar. Sebab di Demokrat kami ini adalah demokrat-demokrat sejati," kata Hinca.
Alasan Moeldoko Ambil Alih Demokrat
Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko menyampaikan keputusannya menerima pinangan jadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
Baca Juga: Moeldoko: Jangan Bawa-bawa Presiden!
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, yang dipantau di Jakarta, Minggu (28/3/2021).
Dalam tayangan berdurasi lebih dari dua menit itu, Moeldoko buka suara mengenai alasannya bergabung sebagai bagian dari Partai Demokrat melalui kongres luar biasa di Sibolangit. Ia mengatakan dirinya telah ditetapkan sebagai ketua umum partai menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono.
“Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” sebut Moeldoko sebagaimana diwartakan Antara.
“Untuk itu, semua berujung kepada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” kata dia menambahkan.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan dirinya tidak perlu meminta izin kepada Presiden Joko Widodo terkait keputusannya menerima tawaran sebagai ketua tandingan Partai Demokrat.
“Terhadap persoalan yang saya yakini benar, dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani presiden. Saya juga khilaf sebagai manusia biasa tidak memberi tahu istri dan keluarga saya atas keputusan yang saya ambil,” terang Moeldoko.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!