Suara.com - Kapal Selam KRI Nanggala-402 belum ditemukan sejak hilang di perairan Bali 21 April lalu. Menurut hasil penyelidikan sementara, kapal itu diyakini karam di kedalaman 700 meter.
Menyadur Business Insider Sabtu (24/04), Bryan Clark, mantan perwira kapal selam Angkatan Laut AS dan pakar pertahanan di Institut Hudson mengatakan kapal selam itu akan sulit ditemukan karena beberapa hal teknis.
"Kapal selam dirancang agar sulit ditemukan, tentu akan jadi masalah ketika tenggelam atau jatuh," kata Bryan Clark.
Kapal selam bekerja untuk menyusup ke perairan musuh dan melibatkan aset angkatan laut musuh, menembaki target darat dengan rudal jelajah dan balistik.
Bahkan, menurutnya, beberapa kapal selama juga ada yang memasukkan pasukan rahasia ke dalam wilayah musuh dari posisi terendam yang dilindungi.
Kapal selam angkatan laut Indonesia yang hilang, KRI Nanggala-402, merupakan kapal selam serang diesel-listrik buatan Jerman yang berusia lebih dari 40 tahun.
Karena usianya, kapal ini mungkin tak memiliki lapisan dan fitur siluman seperti kapal selam yang baru.
Dalam keadaan darurat, kapal selam dapat mengaktifkan perangkat ping onboard atau mengirim pelampung yang memancarkan sinyal yang dapat dilacak.
Dengan asumsi ini, kapal selam memiliki sistem ini, sistem berfungsi, dan kru kapal selam tahu cara menggunakannya dan belum dilumpuhkan.
Baca Juga: Warganet Berdoa KRI Nanggala-402 Segera Ditemukan: Bismillah Keajaiban
Ping itu, meskipun tidak selalu menjamin, sangat berharga karena memungkinkan tim pencari menggunakan sonar pasif untuk memindai petak samudera yang lebih luas.
Clark juga mengataka tak ada indikasi bahwa KRI Nanggala-402 mengeluarkan suara yang dapat membantu pencarian. Ia berspekulasi jika kapal berisik, maka mungkin sudah ditemukan.
“Kalau bikin ribut, pasti jauh lebih mudah ditemukan,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram