Suara.com - Kuasa hukum Habib Rizieq Shihab mempertontonkan serta mempertanyakan kasus kerumunan yang melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja di Maumere, NTT dan kasus kerumunan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam video Tiktok ketika sidang kasus kerumunan Rizieq di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim).
Awalnya salah satu kuasa hukum Rizieq bernama Sulistyowati mengkonfrontir saksi ahli yang dihadirkan penuntut umum yakni Hariadi Wibisono selaku Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia dan Panji Fortuna yang merupakan Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Sulistyowati kemudian mempertontonkan video Tiktok berisikan dugaan kerumunan yang melibatkan Wali Kota Bogor Bima Arya. Ia juga menunjukkan video kerumunan warga saat menyambut Jokowi di Maumere, NTT.
"Tadi ahli menyampaikan terkait bagaimana sebagai kerumunan terkait dengan jarak kemudian apa akibat dan apa yang diakibatkan dari kerumunan ini?" tanya kuasa hukum Rizieq.
Namun majelis hakim justru menyatakan kalau ahli sudah menjawab pertanyaan yang dipertanyakan oleh kuasa hukum Rizieq tersebut. Ahli sebelumnya menjawab kalau kasus dalam video tersebut tak penuhi prokes jaga jarak.
Merespons hal itu, kemudian saksi ahli bernama Panji Fortuna memberikan jawaban. Menurutnya, kalau dalam kasus tersebut ditemukan pelanggaran prokes mengenai 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) bisa diperkarakan.
"Itu jaraknya tidak ada, saya kurang bisa melihat pakai masker atau tidak kalau tidak pakai masker itu bisa dipermasalahkan karena harus menerapkan 3 M," kata Panji.
Kemudian kuasa hukum Rizieq, Sulistyowati memberikan kesimpulan terkait pelanggaran prokes tidak bisa dibedakan penangananya. Baik itu dilakukan pejabat maupun masyarakat umum.
"Artinya, punya potensi yang sama dan tidak membedakan di manapun berada kerumunan tetap kerumunan," tutur kuasa hukum Rizieq.
Baca Juga: Kades Ngaku Ketakutan Saat Habib Rizieq ke Acara Megamendung
Sementara itu di sela-sela sidang diskors, kuasa hukum Rizieq lainnya yakni Sugito menjelaskan maksud pihaknya mempertontonkan video kerumunan Bima Arya dan Jokowi. Menurutnya, kasus kerumunan tersebut tetap bisa menimbulkan kasus Covid-19.
"Jadi dia tidak menjaga jarak dan sebagian memakai masker, ada yang pakai masker tapi tidak semestinya termasuk yang bima arya pada awal dia tiktok juga tidak pakai masker meski selanjutnya pakai masker. Terkait dengan gerakan itu ada yang sangat dekat dan tidak menjaga jarak bisa berpotensi meningkatkan wabah corona," tutur Sugito.
Untuk diketahui, dalam kasus kerumunan Petamburan, Rizieq didakwa telah melakukan penghasutan hingga ciptakan kerumunan di Petamburan dalam acara pernikahan putrinya dan maulid nabi Muhammad SAW.
Sementara dalam kasus kerumunan Megamendung, Rizieq didakwa telah melanggar aturan kekarantinaan kesehatan dengan menghadiri acara di Pondok Pesantren Agrokultural Markaz Syariah, Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor 13 November 2020 lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG