Suara.com - Pegiat sosial, Ferdinand Hutahaean menyindir orang-orang yang menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas tidak lulusnya 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menjalani Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Penyidik andal Novel Baswedan dikabarkan termasuk menjadi pegawai KPK yang tak lolos tes alih status menjadi aparatur sipil negara (ASN) tersebut.
Ferdinand Hutahaean mempertanyakan nalar dan pikiran orang-orang yang justru menyalahkan Jokowi atas kegagalan para pegawai KPK yang ia anggap tidak cinta negara dan Pancasila ini.
Pernyataan Ferdinand bisa dilihat dalam video berjudul 'Benarkah KPK Kiamat Tanpa Novel Baswedan?' lewat kanal Youtube pribadinya pada Jumat (7/5/2021).
Awalnya, Ferdinand menpertanyakan mengapa ada orang-orang yang justru membela 75 pegawai KPK yang tak melulusi salah satu rangkaian untuk alih status menjadi ASN
Menurut mantan politikus Partai Demokrat ini, seluruh masyarakat Indonesia seharusnya senang jika orang-orang yang tak lulus wawasan kebangsaan tidak dapat menjadi ASN.
Menurutnya, orang-orang yang tak lulus ini berarti tidak mencintai Indonesia, tidak siap bela negara, tidak menerima ideologi tunggal Pancasila, dan tidak siap bertoleransi dengan perbedaan dalam bangsa.
Ferdinand lantas menilai bahwa mereka yang mendukung 75 pegawai KPK itu berarti juga tidak cinta bangsa dan hanya menggunakan masalah ini untuk menyerang pemerintah.
Kata Ferdinand, Presiden Jokowi disalahkan secara membabi buta oleh kelompok-kelompok yang mendukung para pegawai KPK yang gagal tersebut.
"Ada apa dengan mereka? Mengapa Jokowi yang disalahkan, orang lain yang tidak nasionalis, orang lain yang tidak cinta bangsanya, orang lain yang tidak cinta negerinya, orang lain yang tidak cinta Pancasila, tetapi Jokowi yang disalahkan." katanya seperti ditulis Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat.
Baca Juga: Ketua WP KPK Syok Pertanyaan TWK Bahas Ucapan Selamat Hari Raya Agama Lain
Ferdinand melanjutkan bahwa seharusnya orang-orang ini merasa bangga sebab tes wawasan kebangsaan tersebut telah membersihkan KPK dari orang-orang tak layak.
"Hei Bung, di mana nalarmu? Di mana pikiranmu? Harusnya kau bangga bahwa ternyata tes wawasan kebangsaan ini adalah upaya negara membersihkan KPK dari kelompok-kelompok yang memang tidak layak bekerja di sana," tambahnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Diteror Bom Molotov usai Kritik Pemerintah, Ini 7 Fakta Serangan di Rumah DJ Donny
-
Kenapa Penerima Bansos di Kantor Pos Harus Foto Diri dengan KTP dan KK? Ini Penjelasan Dirut PT Pos
-
Figur Publik Kritis Diteror, Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Soliditas: Warga Jaga Warga!
-
Malam Tahun Baru, KAI Commuter Tambah 26 Perjalanan KRL Jabodetabek hingga Dini Hari
-
TNI Harus Swadaya Tangani Bencana, Ketua Banggar DPR Desak BNPB Lebih Gesit Koordinasi Anggaran
-
Kortas Tipikor Tetapkan 3 Tersangka Korupsi PJUTS ESDM, Negara Rugi Rp19,5 Miliar!
-
BLTS Rp 900 Ribu di Aceh Tamiang Disalurkan Manual, Kantor Pos Masih Rusak Pascabencana
-
Penanganan 7 Ruas Jalan Nasional Terdampak Pasca Bencana di Aceh Tamiang Berangsur Pulih
-
Rute Transjakarta 24 Jam dan Daftar Kantong Parkir Jakarta saat Malam Tahun Baru
-
Promo TransJakarta, MRT dan LRT Diperpanjang saat Tahun Baru 2026