Suara.com - Dua tewas dan lebih dari 150 luka-luka setelah tertimpa mimbar di sebuah sinagoga yang belum selesai dibangun di Tepi Barat pada hari Minggu.
Menyadur Al Jazeera, Selasa (18/5/2021) mimbar tersebut sedang dipenuhi penyembah ultra-Ortodoks yang sedang berdoa di awal perayaan Shavuot.
Shavuot adalah festival panen musim semi yang juga menandai hari dalam kalender Yahudi di mana Taurat diberikan kepada Nabi Musa di Gunung Sinai.
Seorang juru bicara Magen David Adom mengatakan kepada Channel 13 bahwa paramedis telah merawat lebih dari 157 orang karena cedera dan mengumumkan dua orang tewas.
Juru bicara mengatakan jika dua korban tewas tersebut adalah seorang pria berusia 50-an dan seorang bocah lelaki berusia 12 tahun.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengirim petugas medis dan pasukan pencarian dan penyelamatan untuk membantu proses evakuasi.
Rekaman amatir menunjukkan saat-saat mimbar tersebut runtuh pada hari Minggu, bertepatan dengan shalat Isya di Givat Zeev, pemukiman ilegal Tepi Barat di utara Yerusalem.
Walikota Givat Zeev mengatakan bangunan tersebut sebenarnya belum selesai dan berbahaya, dan polisi mengabaikan seruan untuk mengambil tindakan.
Kepala polisi Yerusalem Doron Turgeman mengatakan bencana itu adalah kasus "kelalaian" dan kemungkinan akan menahan orang-orang yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Tuding Ulama 212 Bohong, Youtuber Fransiskasari: Kapan Palestina Berjasa?
"Bangunan ini belum selesai, bahkan tidak ada izin hunian, apalagi mengadakan acara di dalamnya." jelas Deddi Simhi, kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Israel, kepada Israel Channel 12.
Kecelakaan itu terjadi beberapa minggu setelah 45 orang Yahudi ultra-Ortodoks tewas dalam penyerangan di sebuah festival keagamaan di Israel utara.
Pada tanggal 29 April, penyerbuan di sebuah festival keagamaan di Israel utara menewaskan 45 orang Yahudi ultra-Ortodoks, bencana sipil paling mematikan dalam sejarah negara itu.
Penyerbuan di Gunung Meron terjadi setelah peringatan bertahun-tahun bahwa situs suci itu tidak aman bagi puluhan ribu pengunjung setiap tahun untuk liburan Lag Baomer.
Bencana tersebut memicu kritik baru tentang otonomi luas yang diberikan kepada minoritas ultra-Ortodoks yang kuat secara politik di negara itu.
Tahun lalu, banyak komunitas ultra-Ortodoks mencemooh batasan keamanan virus corona, berkontribusi pada tingkat wabah yang tinggi di komunitas mereka dan membuat marah publik sekuler yang lebih luas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi
-
Gibran Wakilkan Pidato Presiden di KTT G20, Ini Alasan Prabowo Tak Pergi ke Afrika Selatan
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan