Suara.com - Seorang gadis Palestina berusia 10 tahun di Gaza menarik perhatian dunia setelah dia mengungkapkan anak-anak sekarat akibat serangan udara Israel.
"Kami baru saja sekarat. Kami bahkan tidak pantas menerima ini." ujar Nadeen Abed al Lateef kepada wartawan, disadur dari The Independent, Kamis (20/5/2021)
"Orang-orang Amerika, berhenti memberi, berhenti memberikan senjata kepada penjajah. Itulah cara Anda dapat membantu kami." sambungnya kepada NBC News.
Siswi salah satu sekolah dasar di Palestina tersebut mengenakan kemeja ungu dan berdiri bersama saudara laki-lakinya yang berusia enam tahun di depan reruntuhan.
Lebih dari 200 orang diperkirakan tewas di Gaza setelah serangan udara berulang kali yang dilakukan Israel, termasuk 61 anak-anak.
Diperkirakan 10 warga Israel tewas akibat serangan 3.300 roket dari Hamas sejak awal konflik, termasuk dua anak, menurut laporan pihak berwenang Israel.
Hamas, yang menguasai kota Gaza, dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.
Nadeen mengatakan bahwa situasi tersebut membuatnya "ingin menangis" ketika melihat begitu banyak orang yang ketakutan.
Anak berusia 10 tahun itu ingin menjadi dokter tetapi mengatakan bahwa sekolahnya ditutup dan terhenti karena serangan tersebut.
Baca Juga: Kecam Serangan Brutal Israel Terhadap Jurnalis
"Kami benar-benar mencoba untuk hidup di sampah, tetapi kami tidak bisa," katanya.
"Ketika saya besar nanti, saya ingin menjadi dokter untuk membantu orang-orang, tetapi saya tidak bisa. Tidak ada pembelajaran. Saya tidak punya hak untuk belajar karena penjajah. Hak saya untuk belajar hilang." jelasnya.
Nadeen bahkan mengaku jika ia ia tidak peduli akan keselamatannya dan akan tetap terus bersekolah demi cita-citanya.
"Impian saya adalah menjadi seorang dokter dan saya akan menjadi seorang dokter. Saya tidak peduli jika Anda menembak saya atau apa pun saya akan menjadi dokter." tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka