Suara.com - Kelompok progresif Partai Demokrat AS pada hari Rabu memperkenalkan langkah untuk memblokir usulan penjualan amunisi senilai Rp 10,5 triliun ke Israel.
Menyadur Anadolu Agency, Kamis (20/5/2021) Alexandria Ocasio-Cortez yang memelopori resolusi ketidaksetujuan bersama dengan Mark Pocan dan Rashida Tlaib dari perwakilan kelompok progresif.
Mereka berusaha melarang penjualan senilai 735 juta dolar (Rp 10,5 triliun) yang diusulkan, sebagian besar terdiri dari apa yang dikenal sebagai Joint Direct Attack Munitions, yang akan mengubah "bom bodoh" menjadi senjata berpemandu presisi.
"Selama beberapa dekade, AS telah menjual miliaran dolar persenjataan ke Israel tanpa pernah mengharuskan mereka untuk menghormati hak-hak dasar Palestina. Dengan melakukan itu, kami secara langsung berkontribusi pada kematian, perpindahan dan pencabutan hak jutaan orang," kata Ocasio-Cortez dalam sebuah pernyataan.
"Pada saat begitu banyak orang, termasuk Presiden Biden, mendukung gencatan senjata, kita seharusnya tidak mengirimkan persenjataan 'serangan langsung' ke Perdana Menteri Netanyahu untuk memperpanjang kekerasan ini," tambahnya.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya menyetujui penjualan tersebut pada pada 5 Mei, tetapi serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza membuatnya didorong untuk membatalkannya.
Langkah tersebut hampir pasti akan gagal karena periode peninjauan kongres untuk penutupan penjualan akan dilakukan pada hari Jumat (21/5).
Tapi bagaimanapun itu akan berfungsi sebagai isyarat simbolis dari oposisi yang tumbuh terhadap bantuan militer AS untuk Israel di kalangan Demokrat.
Anggota Kongres masih dapat menghentikan atau mengubah penjualan setelah periode peninjauan berakhir hingga titik pengiriman, menurut kantor Ocasio-Cortez.
Baca Juga: Hukuman Menghina Negara Lain di Kasus Penghina Palestina
Biden mengatakan kepada Netanyahu pada hari Rabu bahwa dia mengharapkan Israel untuk menurunkan serangan militernya di Jalur Gaza "di jalan menuju gencatan senjata," kata Gedung Putih.
Netanyahu, bagaimanapun, tampaknya telah mengesampingkan permintaan presiden AS, mengatakan tak lama kemudian bahwa dia tetap "bertekad" untuk melanjutkan serangan.
Netanyahu mengatakan serangan itu akan terus dilakukan untuk "mengembalikan ketenangan dan keamanan" ke Israel, menurut pernyataan dari kantornya.
Hingga Rabu setidaknya 227 warga Palestina tewas, termasuk 64 anak-anak dan 38 wanita, dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.
Dua belas orang juga tewas di Israel akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
PLN Energi Primer Indonesia Gandeng Timas Suplindo Bangun Pipa Gas WNTS-Pemping
-
Nadiem Masih Dibantarkan di RS Usai Operasi, Kejagung: Penyidikan Korupsi Chromebook Jalan Terus
-
Anak Buah Masuk Penjara Gegara Pasang Patok, Dirut PT WKM Pasang Badan: Saya yang Bertanggung Jawab
-
Anak Riza Chalid Hadapi Sidang Korupsi Pertamina, Pengacara Bantah Keterlibatan Kliennya
-
Gema Adzan Sang Ayah di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ikhlas Melepas Anaknya Syahid
-
Harapan Akhir Tahun Pekerja Online, Rieke Minta Kado Spesial Perpres Perlindungan dari Prabowo
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makariem, Hotman Paris Cecar Ahli Hukum Soal Kerugian Negara
-
Yayat Supriatna Sebut Pembangunan Infrastruktur Pangan Bukan Domain Pemerintah
-
Revisi UU Ketenagakerjaan Jadi Kunci Nasib Pekerja Digital, Rieke Diah Pitaloka: Mari Kawal Bersama
-
Gubernur Pramono Tolak Atlet Israel, Menlu 'Lempar Bola' ke Persani dan Imigrasi