Suara.com - Komnas HAM berencana memanggil sejumlah pihak terkait polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai syarat peralihan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu disampaikan Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI, Choirul Anam ketika ditanya apakah akan memanggil Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Anam, jika dirasa penting, maka pemanggilan terhadap Dewas KPK bisa dilakukan. Tak hanya Dewas KPK, pihak-pihak yang mengetahui peristiwa dugaan pelanggaran HAM dalam TWK kemungkinan besar akan dipanggil.
"Dalam konteks KPK, tidak hanya pimpinan tapi struktur KPK yang menurut kami penting untuk kami panggil. Karena yang tahu peristiwa ini akan kami panggil," kata Anam di Kantor Komnas HAM, Senin (31/5/2021).
Anam mengaku, pihaknya tidak hanya mendapatkan informasi dari para pegawai yang tidak lolos TWK. Komnas HAM juga mendapat informasi dari pegawai KPK yang lolos tes tersebut.
Meski demikian, Anam tidak membeberkan secara rinci mengenai informasi yang telah didapatkan tersebut. Dia hanya mengatakan, informasi tersebut begitu signifikan.
"Kami juga mendapatkan informasi yang menurut kami sangat lumayan, signifikan, jumlahnya cukup banyak ya dari teman-teman-teman yang juga lulus," sambungnya.
Atas hal tersebut, Komnas HAM tidak menutup kemungkinan akan memanggil para pegawai KPK yang lolos dalam TWK. Meski demikian, Anam menyatakan bahwa informasi yang telah diperoleh dari pegawai yang tidak lolos TWK masih dirasa cukup.
"Kalau kami merasa nantinya perlu pendalaman terhadap mereka (yang dinyatakan lolos) akan kami panggil. Tapi ya sampai hari ini kami sudah mendapatkan informasi sangat banyak dari yang sudah lulus itu," beber Anam.
Pemeriksaan Pegawai
Baca Juga: Dalih Sakit, Plh Sekda DKI Sri Haryati Tak Datang Diperiksa KPK Kasus Korupsi Tanah
Sebanyak enam orang diperiksa Komnas HAM terkait penyelidikan 75 pegawai yang tidak lolos TWK dalam rangka peralihan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), Senin (31/5/2021) hari ini. Tiga dari enam orang tersebut merupakan pihak dari Wadah Pegawai (WP) KPK.
Anam mengatakan, pemeriksaan berkaitan dengan pendalaman karateristik pola kerja para pegawai KPK. Salah satunya adalah hubungan pekerjaan dengan TWK.
"Hari ini memang kami memperdalam soal karakteristik pola kerja, hubungan-hubungan kerja, termasuk di dalamnya jika itu semua berhubungan dengan Tes Wawasan Kebangsaan ini," kata Anam.
Dalam konteks pemeriksaan hari ini, Komnas HAM ingin menelisik lebih jauh mengenai wadah kepegawaian yang ada di lembaga antirasuah tersebut. Pasalnya, jika berbicara pelanggaran hak asasi manusia, konteks berserikat atau berorganisasi sangat berpartisipasi penting dalam menggerakan roda sebuah lembaga.
"Karena apa? Salah satu isu yang paling penting dalam konteks hak asasi manusia itu juga soal union, berserikat berorganisasi karena berserikat dan berorganisasi itu salah satu yang memungkinkan kita untuk partisipasi, memungkinkan kita untuk menjaga, apakah rumah kita ini jalannya baik, jalannya tidak baik ada bocor dan lain sebagainya itu salah satunya adalah berserikat dan berorganisasi itu," jelasnya.
Di samping itu, Komnas HAM juga masih menunggu temuan apakah ada indikasi union busting atas pemberangusan serikat pekerja terkait TWK. Untuk itu, dia berharap agar Wadah Pegawai KPK tetap berjalan dan menjalankan fungsi berserikat.
Berita Terkait
-
Singkirkan 75 Pegawai KPK Berprestasi, Anggota WP: TWK Cuma Kedok!
-
Terbaru! Total 78 Pegawai Sudah Didepak dari Grup Internal KPK, Statusnya jadi Uka-uka
-
Rekomendasi Komnas HAM soal Skandal TWK KPK akan Diserahkan ke Jokowi, Ini Isinya!
-
Komnas HAM: Stigma 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK Bisa Menghancurkan Orang hingga Anak-Cucu
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun