Suara.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, sikapnya dalam memandang korupsi tidak akan pernah berubah. Meski sudah masuk ke dalam lingkaran pemerintahan, ia tetap meyakini kalau korupsi saat ini lebih gila dari pada zaman Orde Baru.
Itu disinggung Mahfud karena ada yang mengunggah video dirinya pernah mengatakan hal itu pada beberapa tahun lalu, persis sebelum menjadi menteri. Video itu lantas viral di media sosial.
"Itu viral lagi, orang yang iseng tanya apakah pak Mahfud sesudah menjadi pejabat mau meralat pernyataan ini?," kata Mahfud dikutip dari Dialog Menko Polhukam melalui YouTube Universitas Gadjah Mada pada Senin (7/6/2021).
Mahfud lantas menjawab kalau sikapnya tidak pernah berubah. Sampai detik ini ia masih menilai kalau korupsi sekarang lebih gila ketimbang di masa lalu.
"Saudara, saya katakan saya tidak akan meralat. Karena kenyataannya sekarang ini saja sekarang ni hari ini, korupsi itu jauh lebih gila dari zaman orde baru," ujarnya.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan kalau pihaknya menerima warisan korupsi yang mesti diselesaikan. Ia mencontohkan dengan kasus Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang tak kunjung usai.
Selain itu, Mahfud juga menilai kalau praktik korupsi saat ini justru semakin meluas. Kalau pada zaman Orde Baru, praktik korupsi itu sangat terkoordinir di mana pemerintah Presiden ke-2 RI Soharto membangun jaringan korporatisme.
"Dulu diatur oleh pak Harto korupsi, memang korupsi betul pak Harto itu KKN maka ada di tap MPR pak Harto itu pemimpin KKN, ada di UU KPK pemerintahan lama itu pemerintahan KKN jadi bukan soal baru, kita jangan takut katakan pemerintahan pak Harto itu KKN," tuturnya.
Sementara tren praktik korupsi saat ini justru menjalar di setiap lembaga.
Baca Juga: Kejaksaan Tetapkan 3 Tersangka Korupsi DLH
"Sekarang bapak liat ke DPR korupsi sendiri, mahkamah agung hakimnya korupsi sendiri, Mahkamah Konstitusi, gubernur, epala daerah DPRD semua korupsi sendiri sendiri. Karena apa? Atas nama demokrasi."
Berita Terkait
-
Kejaksaan Tetapkan 3 Tersangka Korupsi DLH
-
Andi Arief Sebut Mahfud MD Pro KPK dan Tidak Berdaya Hadapi TWK
-
Ngadu Dilecehkan di KRL, Lebih Gila dari Zaman Orde Baru
-
Soal Dugaan Korupsi Beras Bansos Bekasi, Dinsos Sebut Hanya Satu KK Keluhkan Kualitas
-
Beras Bansos di Bekasi yang Diduga Dikorupsi Berasal dari Program BPNT Kemensos
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Ledakan Dahsyat Hancurkan Gedung Nucleus Farma di Tangsel, Sejumlah Bangunan Terdampak
-
Istana Bantah Kabar Sebut Listyo Sigit Setor Nama Komite Reformasi Polri ke Presiden Prabowo
-
Jejak Rekonsiliasi, Momen PPAD Ziarah ke Makam Pahlawan Timor Leste
-
Dirut PT WKM Tegaskan PT Position Nyolong Nikel di Lahan IUP Miliknya
-
Dirut PT WKM Ungkap Ada Barang Bukti Pelanggaran PT Position yang Dihilangkan
-
NasDem Sentil Projo Soal Isu Jokowi-Prabowo Renggang: Itu Nggak Relevan
-
Seskab Teddy Indra Wijaya dan Mensesneg Prasetyo Hadi Hadiri Rapat Strategis di DPR, Bahas Apa?
-
Cetak Generasi Emas Berwawasan Global, Sekolah Garuda Siap Terapkan Kurikulum Internasional
-
Prabowo Video Call dengan Patrick Kluivert Jelang Timnas Lawan Arab Saudi: Give Us Good News
-
Pelamar Rekrutmen PLN Group 2025 Tembus 200 Ribu: Bukti Antusiasme Tinggi