Suara.com - LaporCovid-19 bersama Lab Intervensi Sosial dan Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) serta Social Resilience Lab Nanyang Technology University (NTU) melakukan studi berbasis survei untuk menggali hambatan dan memetakan persepsi warga DKI Jakarta terhadap vaksinasi.
Hasilnya, dari 47.457 responden yang tervalidasi mengikuti survei, sepertiga responden atau sejumlah 10.789 orang khawatir bahwa Vaksin Covid-19 tidak halal.
"Isu kehalalan vaksin ini bukan menjadi milik pemeluk agama Islam saja, namun juga tercermin dari mereka yang non-muslim," ujat Pemimpin Studi Dicky Pelupessy dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (13/6/2021).
Lebih Lanjut, Dicky memaparkan, masih ada 34 perzen responden atau 16.102 orang yang khawatir terhadap kemanjuran vaksin Covid-19, yang artinya menganggap vaksin Covid-19 belum mampu melindungi dari infeksi Virus Corona.
Sementara, 32 persen responden atau 14.889 warga takut akan efek samping vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Menariknya, mereka yang berusia 50-60 tahun (pra-lansia), dengan pekerjaan TNI/POLRI dan tenaga kesehatan merupakan kelompok yang tertinggi memiliki kekhawatiran terkena efek samping vaksin Covid-19," paparnya.
Selain itu, tutur Dicky, survei ini menunjukkan, jika mayoritas warga DKI atau 70 persen, relatif tidak memiliki hambatan yang berarti dalam mendapatkan informasi seputar pendaftaran dan lokasi vaksinasi serta transportasi.
Kendati begitu, sebagian kecil responden atau 13,4 persen, sekira 6.366 orang, mengaku masih memiliki kesulitan dalam mengakses informasi tentang vaksinasi.
"Meski jumlah responden lansia hanya 18,7 persen, tetapi sepertiganya (32,56 persen) kelompok umur lansia menunjukkan ketergantungan pada orang lain untuk mendaftar dan berangkat ke tempat vaksinasi," jelasnya.
Baca Juga: Jelang PTM di Bogor, 90 Persen Guru Telah Divaksin Covid-19
Dalam menyikapi survei ini, Dicky menyarankan Pemprov DKI Jakarta, salah satunya mengintensifkan edukasi dan sosialisasi untuk wilayah dan kepada kelompok warga DKI Jakarta yang masih memiliki kekhawatiran cukup tinggi akan efektifitas dan manfaat vaksinasi, efek samping, dan kehalalan vaksin.
Lalu, menyasar secara lebih spesifik wilayah dan kelompok warga untuk menyampaikan pesan kunci mengenai efektifitas dan manfaat vaksinasi, rendahnya risiko kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan kesiapan tata laksana penanganan KIPI, dan kehalalan vaksin.
"Pesan kunci disampaikan menggunakan bahasa, medium pesan, dan penyampai pesan yang sesuai dengan wilayah dan kelompok warga yang disasar," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini
-
Cuaca Hari Ini: Waspada Badai, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprediksi Hujan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir