Suara.com - Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un kembali menekankan dampak buruk budaya K-Pop yang membanjiri negaranya. Ia bahkan menyamakannya dengan kanker ganas.
Menyadur New York Post Selasa (15/06) pemimpin Korea Utara berusia 37 tahun itu akan memberi hukuman yang lebih keras pada warganya yang mendengar musik K-pop.
Kampanye rahasia anti-K-pop ini terungkap melalui dokumen internal yang diselundupkan keluar dari Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) oleh sumber berita yang berbasis di Seoul, Daily NK.
New York Times adalah media asing pertama yang melaporkannya pada hari Jumat. Ini kemudian diumumkan oleh legislator Korea Selatan.
Kim Jong UN bahka dilaporkan menyebut budaya yang datang dari negara saudaranya itu dengan kanker ganas yang merusak anak muda Korea Utara.
Ia menyebut pakaian, gaya rambut, pidato, perilaku K-Pop identik dengan menari mirip dengan film 'Footloose' era 80-an, tapi kali ini jauh lebih gelap.
Kim Jong Un memperkenalkan undang-undang baru pada bulan Desember yang menetapkan penonton atau pemilik konten Korea Selatan dihukum hingga 15 tahun kerja paksa.
Hukuman maksimum sebelumnya untuk penggemar k-Pop adalah 5 tahun. Ini artinya, hukuman yang baru ditingkat berkali-kali lipat dari hukuman sebelumnya.
Menurut bocoran dokumen, pembawa konten K-Pop bisa menghadapi eksekusi mati sementara orang yang bernyanyi, bicara atau menulis "gaya Korea Selatan" akan dihukum dua tahun di kamp kerja.
Baca Juga: Kim Jong Un Musnahkan Kucing dan Burung Merpati, Ada Apa?
Mei lalu, seorang warga dibunuh melalui regu tembak karena menjajakan musik bajakan dari Korea Selatan.
Sementara itu, pada Februari, Kim memerintahkan provinsi, kota, dan kabupaten di negara itu untuk menekan pengaruh kapitalis yang meningkat.
Media pemerintah Korea Utara bahkan memperingatkan bahwa genre musik populer dapat membuat negara "hancur seperti dinding yang basah" jika tidak ditindak sejak awal.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
Terkini
-
Tuai Kritik, KPU Batal Sembunyikan Ijazah Capres dan Cabut Keputusan Kontroversial
-
Resmi Dibatalkan, KPU Klaim Gandeng KPI Rancang Aturan Rahasiakan Ijazah Capres-Cawapres
-
Blusukan ke RSUD Budi Asih, Gubernur Pramono Soroti 95 Persen Pasien BPJS dan Janjikan Renovasi IGD
-
Golkar Usul Pengendalian Medsos Lewat SIM Card, Bukan Batasi Akun
-
Dasco - Sjafrie Sjamsoeddin Sempat Bicara 4 Mata di Ruang Tertutup, Ini yang Dibahas
-
KPK Telusuri Dana Korupsi Haji ke PBNU, Mahfud MD: Segera Tetapkan Tersangkanya Siapa Saja
-
Viral Isu Perselingkuhan Guncang Polri, Irjen Krishna Murti Dimutasi Jadi Staf Ahli Kapolri
-
Mendagri Tito Pacu Daerah Optimalkan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045
-
'Ini Tugas Negara!' DPR Ultimatum Polisi Usut Tuntas 3 Mahasiswa Hilang Usai Demo Akhir Agustus
-
Prabowo Segera Terbitkan Keppres, Komisi Reformasi Polri Bukan Cuma Omon-omon?