Suara.com - Amnesty International mengatakan, polisi Israel ada di balik broadcast hasutan yang mengadu domba antara warga yahudi Israel dengan warga Palestina.
Dalam laporan yang diterbitkan TRT World, Jumat (25/6/2021), Amnesty melaporkan temuan tindakan polisi Israel yang diskriminatif.
Organisasi itu mengatakan, Polisi Israel gagal melindungi warga Palestina Israel dari serangan terencana kelompok supremasi Yahudi bersenjata. Laporan menyebut polisi mengetahui rencana itu sebelumnya.
Amnesty mengatakan, polisi menggunakan kekuatan yang tidak perlu dan berlebihan untuk membubarkan protes Palestina terhadap pengusiran paksa di Yerusalem Timur serta terhadap serangan Gaza.
Sementara supremasi Yahudi ilegal diizinkan untuk mengatur demonstrasi secara bebas.
Menurut kelompok hak asasi manusia Palestina Mossawa, pada 10 Juni polisi Israel telah menangkap lebih dari 2.150 orang warga Palestina Israel atau penduduk Yerusalem Timur yang diduduki.
Sebagian besar warga Palestina ditahan karena pelanggaran seperti "menghina atau menyerang petugas polisi" atau "mengambil bagian dalam pertemuan ilegal" daripada karena serangan kekerasan terhadap orang atau properti, menurut Komite Tindak Lanjut untuk Warga Arab Israel.
"Bukti yang dikumpulkan oleh Amnesty International menggambarkan diskriminasi dan kekuatan berlebihan yang kejam oleh polisi Israel terhadap warga Palestina di Israel dan di Yerusalem Timur yang diduduki," ungkap Saleh Higazi, Wakil Direktur Timur Tengah Amnesty International.
"Beberapa warga Yahudi Israel yang ditangkap diperlakukan dengan lebih lunak. Supremasi Yahudi juga terus mengorganisir demonstrasi sementara warga Palestina menghadapi penindasan."
"Polisi memiliki kewajiban untuk melindungi semua orang di bawah kendali Israel, apakah mereka Yahudi atau Palestina."
Baca Juga: Tolak Panggilan Polisi Israel, Tokoh Muslim Palestina Dilarang Beribadah di Masjid Al Aqsa
"Sebaliknya, sebagian besar yang ditangkap dalam tindakan keras polisi setelah pecahnya kekerasan antar-komunal adalah warga Palestina."
Amnesty telah memverifikasi 29 pesan teks dan audio dari Telegram terbuka dan WhatsApp yang digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata dan mengatur serangan terhadap warga Palestina di kota-kota seperti Haifa, Acre, Nazareth, dan Lod antara 10 dan 21 Mei.
Pesan itu termasuk instruksi tentang lokasi dan waktu berkumpul, jenis senjata yang digunakan, bahkan baju untuk menghindari kebingungan antara orang Yahudi keturunan Timur Tengah dengan orang Arab Palestina.
Anggota grup berbagi selfie berpose dengan senjata dan pesan seperti "Malam ini kami bukan orang Yahudi, kami adalah Nazi".
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta