Suara.com - Pemerintah merencanakan membangun lumbung pangan atau food estate di Papua. Alih-alih mendapat dukungan, rencana itu malah dianggap mengancam warga asli Papua.
Direktur Eksekutif WALHI Papua, Aiesh Rumbekwan menilai pembangunan food estate di timur Indonesia itu tidak akan jauh berbeda kondisinya dengan program MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate). Program pemerintah yang berjalan sejak 2010 itu nyatanya hanya berdampak buruk karena telah terjadi perampasan hak-hak atas tanah serta pelanggaran HAM masyarakat adat di Merauke yakni suku Malind.
"Program food estate, saya mau bilang bukan pembangunan tapi ini sebuah proses ancaman baru yang tentunya akan memarjinalkan orang Papua lagi di wilayah berbeda," kata Aiesh dalam sebuah diskusi virtual yang disiarkan melalui YouTube WALHI Nasional, Senin (28/6/2021).
Ucapan Aiesh tersebut jelas berdasarkan pengalaman berjalannya program MIFEE di Merauke. Suku Malind yang seharusnya memperoleh manfaatnya, malah keberadannya tidak dihargai sama sekali.
Kata Aiesh, tidak ada satupun kemajuan yang terlihat dari program MIFEE itu.
"Jadi kalau food estate hari ini sebenarnya tidak ada sesuatu yang baru, ini hanya mengulangi sebuah program masa lalu yang hanya diletakkan pada kepentingan kapitalis," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah tidak pernah belajar dari pengalaman untuk mengubah cara pendekatan pembangunan yang sedianya memberikan ruang cukup bagi masyarakat. Ia mengkhawatirkan nantinya suku adat di wilayah Papua lainnya akan turut merasakan kesengsaraan yang dirasakan oleh suku Malind.
"Ini bukan pemajuan dan tentunya tidak ada keadilan karena pengalaman itu menceritakan kepada kami bahwa tidak ada keadilan."
Baca Juga: Ini Produksi Sampah Setiap Warga Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar Setiap Hari
Berita Terkait
-
Walhi Jatim Gelar Aksi Damai Desak Polisi Bebaskan Dua Petani Pakel Banyuwangi
-
3 Daerah di Sulsel Ini Rapuh, Walhi Desak Pemprov Tegas Tindak Perusak Lingkungan
-
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, WALHI : Selamatkan Rakyat Sulawesi Selatan
-
Rumah Warga Dihujam Ledakan, Walhi Jabar: Ridwan Kamil Tutup Mata
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP