Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama menganggap masalah ekonomi bisa membuat masyarakat tak patuh dengan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Pasalnya regulasi ini menyulitkan masyarakat kecil memperoleh pendapatan harian.
Imbasnya, kata Raihan, masyarakat bisa menentang aturan ini. Akhirnya kebijakan PPKM malah tidak berhasil memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Jangan sampai karena kesulitan ekonomi, masyarakat menjadi tidak patuh kepada PPKM Darurat. Karena kebijakan ini malah menjadi antiklimaks dan kehilangan subtansinya untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat," ujar Raihan dalam keterangan tertulis, Minggu (18/7/2021).
Menurutnya solusi agar masyarakat patuh dengan PPKM darurat adalah dengan memenuhi kebutuhan mendasar mereka. Salah satunya dengan mengoptimalkan Bantuan Sosial (Bansos).
Segala sumber saya yang dimiliki harus dikerahkan demi mencegah dampak dari pandemi ini semakin meluas. Begitu juga dengan sisi logistik dan manajemen harus diupayakan semaksimal mungkin.
"Negara harus bekerja paling keras agar kita bersama selamat melewati pandemi ini," ucapnya.
Pada dasarnya, kebijakan PPKM darurat adalah upaya yang baik untuk mencegah merebaknya Covid-19. Apalagi kondisi sekarang penambahan kasus terus meroket dan pasien meninggal terus bertambah.
"Oleh karena itu berbagai upaya dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan kasus baru dan kematian akibat Covid-19 harus kita dukung bersama," pungkasnya.
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Istri Anwar Fuady Beli Sapi Limousin Buat Kurban
Berita Terkait
-
Disentil Anggota DPRD Gagal Kendalikan Covid-19, Gubernur Sumbar: Gagalnya Dimana
-
Senggol Pemerintah, Gus Miftah: Orang Miskin Bisa Prokes Selama Kebutuhan Tercukupi
-
Sebelum Meninggal, Istri Anwar Fuady Beli Sapi Limousin Buat Kurban
-
Update 18 Juli: Tambah 44.721, Kasus Positif Covid-19 Tembus 2.877.476
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri