Suara.com - Dosen UI Ade Armando tengah menjadi buah bibir publik lantaran cuitannya yang membandingkan jumlah angka kematian akibat Covid-19 di Indoneia dan Inggris.
Cuitan Ade Armando itu penuh dengan kritikan dari publik. Ade dinilai memberikan data tanpa adanya rasa empati.
Sejumlah tokoh dan warganet ikut memberikan tanggapannya mengenai cuitan tersebut.
Setelah menuai hujatan dari publik. Ade Armando pun menyinggung soal kaum SJW dan Kadrun.
Dalam cuitannya tersebut, Ade mengaku heran dengan publik yang murka dengannya terkait data yang ia berikan.
"Selama ini kaum SJW dan Kadrun senang menunjukkan jumlah korban meninggal Covid di Indonesia jauh lebih tinggi daripada Singapura dan Malaysia," cuitnya.
"Sekarang kok murka ketika saya menunjukkan jumlah korban meninggal akibat Covid di Indonesia jauh lebih rendah daripada Inggris?" lanjutnya.
Cuitan tersebut mendapat tanggapan dari tim Kawal Covid-19. Dia mengaku ingin memberikan edukasi soal data yang diungkapkan oleh Ade Armando.
"Pingin sih sedikit mengedukasi tentang signifikansi statistik yang you kutip dan cara membacanya dalam konteks, sekaligu kenapa penting bicara data dengan empati," balasnya, dikutip Suara.com.
Baca Juga: Poco-poco Penanganan Pandemi
Akan tetapi, tim Kawal Covid-19 mengaku tidak ingin menjadi manusia seperti Ade Armando.
"Cuma kami nggak pengen jadi manusia mubazir seperti you," jelasnya.
Bandingkan Jumlah Angka Kematian
Sebelumnya, Ade membandingkan data kematian antara Inggris dan Indonesia.
"Penduduk Inggris 68 juta, meninggal karena Covid 128 ribu. Penduduk RI 270 juta, meninggal karena Covid 73 ribu," kata Ade melalui akun Twitternya @adearmando1 pada Minggu (18/7/2021).
Tidak ada penjelasan yang mendalam saat Ade menyampaikan data tersebut. Hal tersebut pula yang memancing respons beragam dari warganet.
Berita Terkait
-
Informasi Lengkap Call Center Covid-19 Semua Kecamatan di Kota Batam
-
Jemaah An Nadzir Salat Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19
-
Poco-poco Penanganan Pandemi
-
CEK FAKTA: Benarkah Tabung Selam Bisa Dipakai sebagai Pengganti Tabung Oksigen Medis?
-
Angka Kematian Covid-19 Meroket, PSI Minta Anies Buat Fasilitas Kremasi Jenazah
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal