Suara.com - Tas koper tersebut menyimpan kode yang akan digunakan presiden untuk mengotentikasi sebuah perintah untuk meluncurkan rudal nuklir saat dia tidak berada di Gedung Putih
Pengawas Pentagon (kementerian pertahanan AS) mengatakan pada Selasa (20/7/2021), mereka akan mengevaluasi protokol keselamatan seputar "nuclear football" atau tas nuklir yang berbentuk tas koper berisi kode yang diperlukan Presiden AS untuk melakukan serangan nuklir.
Salah satu tas nuklir tersebut nyaris berada dalam jangkauan para perusuh yang menyerbu gedung kongres AS, Capitol, pada 6 Januari.
Dalam sebuah pemberitahuan singkat, kantor Inspektur Jenderal mengatakan mereka akan mengevaluasi sejauh mana pejabat Pentagon dapat mendeteksi dan merespons jika Koper Darurat Presiden itu "hilang, dicuri atau disusupi".
"Kami dapat merevisi tujuan itu saat evaluasi berlangsung," kata mereka.
Seorang pejabat AS, tanpa mau disebut namanya, mengatakan kekhawatiran seputar pengepungan 6 Januari telah mendorong evaluasi. Pada tanggal itu, Wakil Presiden Mike Pence berada di Capitol, ditemani seorang ajudan militer yang membawa tas nuklir cadangan, ketika gedung tersebut diserbu pendukung mantan Presiden Donald Trump.
Tas koper tersebut menyimpan kode yang akan digunakan presiden untuk mengotentikasi sebuah perintah untuk meluncurkan rudal nuklir saat dia tidak berada di Gedung Putih.
Rekaman video keamanan yang dipublikasikan dalam sidang pemakzulan Trump memperlihatkan Pence dan sang ajudan, yang membawa tas nuklir, diantar ke tempat aman ketika para pemrotes makin mendekati lokasi mereka.
"(Tas itu) Tak pernah dalam bahaya," kata seorang sumber yang mengetahui peristiwa itu.
Baca Juga: Tas Nuklir Presiden AS Penyebab Keamanan China Berkelahi Dengan Ajudan Militer AS
Bahkan jika para perusuh berhasil mengambil tas nuklir itu, setiap perintah serangan nuklir masih perlu dikonfirmasi dan diproses oleh militer.
Namun peristiwa 6 Januari hanya satu dari sekian banyak kejadian selama pemerintahan Trump di mana keamanan tas nuklir mengundang pertanyaan.
Pada November 2017, ketika Trump berada di Beijing untuk bersantap siang bersama Presiden China Xi Jinping, seorang pejabat keamanan China bertengkar di ruangan lain dengan ajudan militer AS yang membawa tas tersebut.
Kepala staf Gedung Putih saat itu, John Kelly, seorang pensiunan jenderal, turun tangan dan terlibat pertengkaran fisik dengan pejabat China itu untuk memastikan tas nuklir tidak lepas dari tangan sang ajudan, kata mantan pejabat senior pemerintahan Trump.
Saat seorang pejabat AS berbicara dengan pejabat China tentang insiden itu, China ingin meminta maaf kepada Kelly. Namun Kelly menolak untuk memaafkan, kata pejabat tadi.
"Katakan pada mereka, mereka bisa datang meminta maaf kepada saya di Washington," kata Kelly, menurut pejabat itu.
Pada 20 Januari tahun ini, Trump bersikeras untuk meninggalkan Washington sebelum pelantikan Joe Biden. Artinya, tas nuklir itu harus dia bawa sampai Biden diambil sumpahnya.
Ditemani seorang ajudan militer pembawa tas nuklir, Trump berangkat ke Palm Beach, Florida, dan tas itu tetap berada di dekatnya sampai dia tak lagi menjadi presiden, kata seorang sumber yang mengetahui hal itu. (Sumber: Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Perusahaan Es Krim AS Ini Hentikan Penjualan di Wilayah Pendudukan Israel
-
VW Passat 2022 Limited Edition, Produk Pemungkas dari Chattanooga
-
Team USA Tekuk Spanyol di Laga Eksibisi Pamungkas Jelang Olimpiade Tokyo
-
5 Fakta Unik Tentang Geografis di Dunia, Pegunungan Himalaya Bertambah Tinggi Tiap Tahun
-
Lagi! Penembakan di AS Saat Pertandingan Bisbol, Penonton di Stadion Kocar Kacir
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri