Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan proses pendidikan harus dijalankan dengan pembatasan interaksi dan pertemuan fisik.
Meski begitu, dia mengemukakan, Pandemi Covid-19 juga merupakan ujian bagi ketangguhan bangsa untuk mengukur sejauh mana Bangsa Indonesia mampu menghadapi tekanan di segala bidang termasuk ketangguhan dunia pendidikan tanah air.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, Pandemi Covid-19 juga membuka langkah-langkah inovatif yang bisa dilanjutkan nantinya setelah pandemi usai.
"Kita memang harus berjuang membebaskan rakyat Indonesia dari ancaman Covid-19. Tetapi, masih banyak langkah-langkah inovatif yang muncul karena pandemi ini. Kita harus semakin mengembangkannya. Kita teruskan di pascapandemi nanti," ujar Jokowi saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) Tahun 2021 yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (27/7/2021).
Menurutnya, Pandemi Covid-19 merupakan rangkaian serial disrupsi dan menambah disrupsi yang sebelumnya dipicu revolusi industri 4.0.
Perubahan lanskap sosial budaya, ekonomi, politik, mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0. Teknologi cloud computing, internet of things, artificial intelligence, big-data analytics, advanced robotics, hingga virtual reality telah membawa perubahan di semua bidang.
"Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce. Dunia perbankan telah terdisrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment. Dunia kedokteran dan farmasi semakin terdisrupsi oleh healthtech. Profesional hukum juga mulai diguncang oleh recthtech. Dan dunia pendidikan telah terdisrupsi besar-besaran oleh edutech," tuturnya.
Terkait hal tersebut, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menuturkan, lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institutions.
Menurutnya, teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital.
Baca Juga: Dapat Salinan UU Cipta Kerja Dari Jokowi, Forum Rektor Akan Kaji Ulang
Lebih jauh, pembelajaran digital dinilainya bukan cuma digunakan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa, tetapi juga memfasilitasinya untuk belajar kepada siapa pun, di mana pun, dan tentang apa pun.
Pembelajaran dari para praktisi, termasuk pelaku industri, sangat penting untuk difasilitasi.
"Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri, dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi," ucapnya.
Tak hanya itu, Kepala Negara juga menilai bahwa lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa, memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan inovasi secara berkelanjutan.
Kata Jokowi, perspektif kewirausahaan juga sangat penting agar perguruan tinggi bisa melakukan upaya secara berkelanjutan.
Selain memperkokoh karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila, para mahasiswa harus dididik dalam ekosistem tersebut, yaitu ekosistem yang mendorong socio-techno innopreneur, memecahkan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi secara inovatif dan berkewirausahaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Borok 'Wakil Tuhan' Terkuak! 3 Hakim Pemutus Vonis Lepas Korupsi CPO Dituntut 12 Tahun Penjara
-
Bobby Nasution: Intervensi Harga Cabai Merah Semata-mata untuk Kepentingan Masyarakat
-
Mendikdasmen Soroti Fenomena 'Xenomania', Sebut Anak Muda Lebih Bangga Bahasa Asing
-
DPR Hormati Sanksi DKPP untuk KPU Soal Jet Pribadi: Harus Sensitif pada Publik!
-
Geger Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD Sentil KPK: Dugaan Saya Takut, Entah Pada Siapa
-
11 Jenderal 'Geruduk' Kantor Mahfud MD, Desak Reformasi dan Kembalikan Kepercayaan Polri
-
15 Golongan Warga Jakarta Masih Nikmati Transportasi Gratis, Daerah Penyangga Harap Sabar!
-
Omongan Jokowi Pilih Tinggal di Rumah Solo Ketimbang Colomadu Sulit Dipercaya, Mengapa?
-
Amien Rais 'Ngamuk', Tuding Jokowi-Luhut-Sri Mulyani Perusak Indonesia dan Layak Dihukum Mati!
-
DPR Ultimatum Pimpinan KPU usai Kena Sanksi DKPP: Kalau Ada Pesawat Biasa Kenapa Pakai Jet Pribadi?