Suara.com - Para dokter residen rumah-rumah sakit umum Nigeria pada Senin (2/8/2021) waktu setempat mulai mogok kerja, tanpa menentukan batas waktu, di tengah lonjakan penularan virus corona.
Mereka mengeluhkan pembayaran gaji dan tunjangan yang tertunda, kata serikat dokter.
Dokter-dokter Nigeria kerap melakukan pemogokan dengan alasan menghadapi pelayanan yang buruk.
Tahun lalu, banyak dokter keluar dari pekerjaan hingga tiga kali, termasuk dengan menyampaikan tuntutan untuk mendapat tunjangan merawat pasien-pasien COVID-19.
Okhuaihesuyi Uyilawa, ketua Asosiasi Nasional Dokter Residen (NARD), mengatakan mogok kerja sudah dimulai pada Senin pagi.
Ia menuturkan bahwa pemerintah belum menghubungi serikat pekerja sejak NARD menyampaikan pemberitahuan soal pemogokan tersebut.
Ketika ditanya apakah pemogokan akan memengaruhi upaya vaksinasi COVID-19, Uyilawa mengatakan kepada Reuters melalui pesan telepon seluler, "Kelaparan lebih buruk daripada COVID-19. Kami telah kehilangan 19 anggota karena COVID-19, tanpa memiliki asuransi jiwa."
Menteri kesehatan mengatakan dalam pernyataan bahwa pihaknya melibatkan para dokter yang mogok kerja dalam upaya menyelesaikan masalah dengan cepat.
Kemenkes menambahkan bahwa direktur medis harus memastikan bahwa pemberian layanan tidak terganggu.
Baca Juga: Setelah Google dan Facebook, Giliran Microsoft Wajibkan Karyawannya Divaksinasi Covid-19
Nigeria sejak pertengahan Juli mengalami peningkatan kasus virus corona.
Menurut berbagai data resmi, ada sekitar 174.315 kasus dan 2.149 kematian sejak virus tersebut mulai mewabah pada awal 2020.
Melalui pernyataan pada Sabtu (31/7), NARD mengatakan bahwa para anggotanya terpaksa mogok kerja karena sudah berbulan-bulan kekurangan gaji.
Selain itu, kata NARD, alasan lainnya adalah para dokter tidak mendapat pembayaran tunjangan dan bahwa rumah-rumah sakit kekurangan tenaga kerja.
Negara Bagian Lagos mengatakan pemogokan oleh dokter merupakan keputusan yang tergesa-gesa. Otoritas Lagos memohon para dokter anggota NARD untuk menahan diri.
Dokter residen adalah lulusan sekolah kedokteran yang sedang menjalani pelatihan untuk menjadi dokter spesialis.
Berita Terkait
-
Setelah Google dan Facebook, Giliran Microsoft Wajibkan Karyawannya Divaksinasi Covid-19
-
Suntik Vaksin yang Hampir Kedaluwarsa ke Putri dan Keponakan, Perawat Senior Dipecat
-
Kasus Aktif Covid-19 di Kota Bandung Diklaim Turun Drastis
-
Dinkes Sebut Pasien Covid-19 Sembuh di Bangka Tengah 3.474 Orang
-
Karyawan Positif COVID-19, Gedung Pencakar Langit di Taiwan Tutup
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini