Suara.com - Pengungsi asal Afganistan yang berada di Indonesia mengakui mengkhawatirkan situasi di negaranya, setelah Taliban kembali berkuasa sejak pekan ini.
Para pengungsi terutama mencemaskan keselamatan keluarganya. Mereka takut, sanak saudara mereka menjadi korban kekejasaman Taliban.
Meski sudah menjadi pengungsi pada usia lima tahun, Afganistan selalu memiliki tempat khusus di hati Azis.
Ketika pasukan Taliban menguasai satu persatu wilayah Afganistan hingga masuk ke ibu kota Kabul.
Azis yang berasal dari minoritas Hazara itu merasa sangat khawatir terutama terkait keselamatan keluarga dan kerabatnya yang masih tinggal di negara itu.
"Situasi ini sangat berbahaya bagi kami, kaum Hazara, karena mereka tidak menyukai kami," kata pengungsi berusia 34 tahun itu, yang juga merupakan seorang pelatih futsal, versi sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan dengan tim yang lebih kecil.
Dia dan istri serta anak-anaknya telah tinggal di Indonesia selama tujuh tahun terakhir. Tepatnya di Ciawi, sekitar 70 km dari ibu kota Jakarta. Sampai sekarang mereka masih menunggu relokasi ke negara ketiga.
Minoritas Hazara yang jadi sasaran Taliban
Saat diwawancara, Azis meminta agar nama belakangnya tidak disebutkan karena khawatir dengan keselamatan keluarga besarnya di Afganistan.
Baca Juga: Eks Bintang Porno Mia Khalifa Bongkar CIA Biayai Taliban Kuasai Afghanistan
Ia menceritakan bahwa keluarga pamannya telah mengunci diri di dalam rumah mereka sejak jatuhnya pemerintah Afganistan menyusul pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
"Mereka takut keluar rumah. Sekarang mereka mencari cara keluar dari Afganistan, karena keluarga saya tidak merasa aman di sana," kata Azis.
Selama beberapa dekade, minoritas memang telah menjadi sasaran serangan kelompok militan, termasuk Taliban dan ISIS, karena keyakinan agama mereka.
Tidak punya banyak harapan
Sebagian besar Hazara adalah Muslim Syiah, yang dibenci oleh kelompok garis keras Sunni seperti Taliban.
Mereka telah menghadapi penganiayaan dan kekerasan selama beberapa dekade, termasuk serangan baru-baru ini terhadap rumah sakit bersalin dan sekolah-sekolah perempuan.
Berita Terkait
-
Eks Bintang Porno Mia Khalifa Bongkar CIA Biayai Taliban Kuasai Afghanistan
-
Cegah Diburu Taliban, Facebook dan Twitter Amankan Akun Warga Afganistan
-
Aktivis: Taliban Telah Merenggut Setiap Harapan dari Kaum Perempuan Afghanistan
-
Presiden Afghanistan Bawa Kabur USD 169 Juta, Donald Trump Ngamuk
-
Dinilai Negara Besar, Taliban Sambut Cina Bangun Afghanistan Kembali
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana
-
Profil Amal Said, Dosen Viral Ludahi Pegawai Kasir Terancam Dipenjara
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Darurat Sampah Nasional Bukan Sekadar Masalah Infrastruktur, Tapi Krisis Perilaku Masyarakat