Suara.com - Sejumlah pejabat melapor ke Presiden Joko Widodo telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster. Padahal, menurut keterangan Kementerian Kesehatan, suntikan booster hanya untuk tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan.
Menanggapi hal itu, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati, mengatakan, penerimaan vaksin dosis ketiga bagi pejabat negara merupakan bentuk diskriminasi.
"Ini (pejabat negara mengaku dapat vaksin booster) diskriminasi namanya," kata Asfinawati kepada Suara.com, Rabu (25/8/2021).
Asfinawati menjelaskan, berdasarkan dasar hukum sudah jelas mengatur bahwa pelaksanaan vaksin tersebut kewajiban. Menurutnya, harus ada persamaan hak dalam proses tersebut.
Terlebih hal tersebut sudah diatur dalam UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana Pasal 48 dan Pasal 53. Serta dalam UU nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan tepatnya di Pasal 15 ayat 2.
"UU Kesehatan juga bilang ada persamaan hak dalam kesehatan," ungkapnya.
Untuk itu, ia pun mendesak agar pemberian vaksin dosis ketiga terhadap pejabat negara harus dihentikan. Menurutnya, jika kadung sudah disuntikan maka harus diganti dengan uang pribadi.
"Yang sudah terlanjur harus mengganti dengan uang pribadi agar ada 1 orang yang belum dapat vaksin bisa divaksin," tuturnya.
Lebih lanjut, Asfinawati mengatakan, jika berkaca kejadian di negara lain, seharusnya para pejabat negara yang ketahuan mengaku mendapatkan vaksin dosis ketiga di tengah rakyat membutuhkan harus mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Legislator: Selama Vaksin Dibiayai Negara, Semua Ikut Aturan Booster Hanya untuk Nakes
"Kalau di beberapa negara kelasnya mundur nih. Ini kan bukan situasi biasa tapi darurat. Ada 2 keppres tentang situasi darurat, Jadi keegoisan ini makna dan dampaknya berat, nyawa," tuturnya.
Menurutnya, kejadian seperti ini tidak hanya baru sekali ini saja terjadi. Aktornya, kata dia, tak cuma satu dan selalu berganti-ganti dari pejabat eksekutif hingga legislatif.
Vaksin Dosis Ketiga
Untuk diketahui, sebuah video yang memperdengarkan obrolan Presiden Jokowi dengan beberapa pejabat tentang vaksin dosis ketiga viral dan mendadak jadi sorotan publik.
Momen tersebut terekam saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menhan Prabowo, Panglima TNI, Kapolri, Gubernur Kaltim, dan Wali Kota Samarinda meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SMPN 22 Kota Samarinda, Kaltim, Selasa (24/8).
Video itu sebelumnya sempat diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, namun kini telah dihapus.
Berita Terkait
-
Legislator: Selama Vaksin Dibiayai Negara, Semua Ikut Aturan Booster Hanya untuk Nakes
-
Pejabat di Kaltim Mengaku Sudah Vaksin Dosis Ketiga, Jokowi: Pada Nggak Ajak-Ajak Kita Ya
-
Heboh Obrolan Pejabat Negara Ngaku Dapat Vaksin Booster, Kontras: Tak Peka Kondisi
-
Viral Pengakuan Pejabat Dapat Vaksin Dosis Ketiga, Kok Bisa?
-
Isran Noor Ngaku Sudah Vaksin Booster, Andi Harun Tunggu Vaksin Ketiga, Katanya Nakes Aja?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung