Suara.com - Taliban mengungkapkan jika perempuan tidak dapat masuk ke dalam kabinet pemerintahannya dan menjadi menteri karena mereka harus melahirkan.
Menyadur India Today Jumat (10/9/2021), pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Taliban Sayed Zekrullah Hashimi ketika wawancara dengan Tolo News.
"Seorang wanita tidak bisa menjadi menteri, itu seperti Anda meletakkan sesuatu di lehernya yang dia tidak bisa membawa," ungkap Sayed.
Sayed melanjutkan bahwa perempuan Afghanistan tidak perlu masuk ke kabinet karena mereka memiliki kewajiban untuk melahirkan.
Pada Rabu (8/9/2021), perempuan di Afghanistan menggelar aksi protes atas keputusan Taliban yang dianggap membatasi hak-haknya.
Menanggapi protes dan kemarahan atas diluncurkannya kabinet yang semuanya diisi oleh laki-laki, Sayed mengungkapkan jika mereka tidak cukup mewakili perempuan di Afghanistan.
"Para pengunjuk rasa wanita tidak dapat mewakili semua perempuan di Afghanistan," jelas Sayed.
Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus, timbul kekhawatiran jika para perempuan kehilangan hak-hak mereka.
Sementara Taliban bersumpah untuk menghormati hak-hak perempuan, kelompok tersebut dilaporkan menggunakan kekerasan kepada perempuan yang mengikuti aksi protes tersebut.
Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Dua Menteri Ini Disebut Sulit Diganti
Menurut laporan, wanita Afghanistan yang ikut aksi protes diusir oleh pasukan Taliban menggunakan cambuk hingga tongkat.
CNN melaporkan pada hari Rabu bahwa Taliban menggunakan cambuk dan tongkat terhadap para pengunjuk rasa wanita yang ikut aksi protes.
Video dan foto aksi protes tersebut menunjukkan para perempuan meneriakkan, "Hidup para wanita Afghanistan".
Beberapa memegang plakat bertuliskan: "Tidak ada pemerintah yang dapat menyangkal kehadiran perempuan."
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta