Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pelaksanaan tes Covid-19 dari hasil tracing atau pelacakan hanya mencapai 50 persen. Ternyata itu disebabkan masih banyak orang yang takut untuk menjalani tes Covid-19.
Hal tersebut terungkap melalui survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Alasan yang diungkapkan oleh masyarakat yang takut untuk dites pun beragam.
"Hasil survei kita kenapa kok sudah dilacak masih 50 persen yang mau dites. Rupanya masih banyak yang merasa khawatir atau takut kalau dites takut ketahuan kalau sakit," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube Kemenko Marves, Senin (20/9/2021).
Budi menuturkan lebih baik ketahuan sedang sakit karena bukan merupakan aib atau masalah. Menurutnya 80 persen dari orang yang terpapar Covid-19 itu tidak perlu masuk rumah sakit.
Adapun penderita Covid-19 yang masuk rumah sakit juga memiliki kesempatan sembuh antara 80 hingga 90 persen.
"Jadi lebih baik kita tahu supaya bisa kita rawat," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi menuturkan bahwa pihaknya bisa melakukan testing hingga 1,1 juta orang per minggu pada pekan kemarin. Kalau melihat dari pedoman WHO, 1 per 1.000 per minggu atau 270 ribu orang per minggu untuk rata-rata kasus positif di bawah 5 persen.
"Sekarang kita positivity ratenya di bawah 5 persen, kita 1,1 juta orang per minggu sudah hampir 4 kali lipat dari standarnya WHO dan ini saya lihat juga terus meningkat walaupun positivity rate kita sekarang sudah turun di bawah 3 persen," ungkapnya.
Sementara itu, pemerintah juga telah meningkatkan upaya pelacakan. Dibantu oleh TNI dan Polri, kini rata-rata pelacakan bisa mencapai 10 kontak erat per kasus konfirmasi.
Baca Juga: Jokowi Sorot Capaian Vaksinasi Sumbar yang Masih Rendah
"Jadi kami mengharapkan bahwa testing ini juga sama seperti tracing terus kita jaga levelnya, supaya kita bisa lebih cepat mengidentifikasi kalau ada saudara kita terkena sehingga kita bisa lebih cepat memberikan respons yang tepat, baik pada individunya maupun dalam rangka pencegahan ke lingkungan di sekitarnya."
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
Jokowi Absen di HUT TNI karena Tak Boleh Kena Panas, Kondisi Kesehatannya Jadi Gunjingan
-
Geger Sidang Ijazah Gibran: Tuntutan Rp125 T Bisa Dihapus, Syarat Minta Maaf dan Mundur dari Wapres
-
PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak
-
BNPB Klaim Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny sebagai Bencana dengan Korban Terbanyak 2025
-
Jerat Adik Jusuf Kalla Jadi Tersangka, Polri Usut Dugaan Pencucian Uang Kasus Korupsi PLTU 1 Kalbar
-
Hakim MK Soroti Gugatan UU Pers: Digugat Iwakum, Dijawab Mantan Jurnalis di Pemerintahan
-
Profil Halim Kalla Tersangka Korupsi PLTU: Adik Jusuf Kalla, Pionir Bioskop Digital-Mobil Listrik
-
Halim Kalla Adik JK Tersangka Proyek 'Hantu' PLTU Mempawah, Modus Licik Atur Lelang Terbongkar