Suara.com - Sekitar 100 warga negara AS masih menunggu untuk meninggalkan Afghanistan, kata Departemen Luar Negeri pada Senin (27/9). Deplu mengatakan tantangan terbesar untuk mengevakuasi mereka adalah "ketidakpastian" Taliban.
"Kendala terbesar yang menghalangi keberangkatan warga negara kami dan lainnya dari Afghanistan adalah ketidakpastian Taliban, mengenai siapa yang diijinkan untuk pergi," kata seorang pejabat senior Deplu kepada wartawan dalam pengarahan Senin (27/9).
“Kendala terbesar kedua adalah ketiadaan penerbangan komersial rutin untuk memungkinkan orang-orang yang ingin pergi, melakukan perjalanan dengan jadwal yang dapat dipastikan," tambahnya.
Deplu memperkirakan sekitar 100 warga negara dan penduduk tetap AS "siap berangkat" saat ini.
Departemen itu mengatakan para pejabatnya "berkomunikasi dengan rutin" dengan kelompok-kelompok swasta yang menyewakan penerbangan evakuasi dari negara itu, dan juga berkomunikasi dengan Taliban dengan konsisten untuk merundingkan keberangkatan warga AS dengan aman.
Sekitar 124.000 orang diterbangkan keluar dari Afghanistan setelah AS mengumumkan penarikan militernya, dan Taliban merebut kendali ibukota pada akhir Agustus. Sejak semua pasukan AS secara resmi pergi pada 31 Agustus, Deplu AS mengatakan 85 warga Amerika telah berhasil meninggalkan negara itu. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Takut Diserang, Pengguna Media Sosial di Afghanistan Hapus Profil
-
Nasib Penari Sufi Perempuan di Afghanistan
-
Tragedi Pesawat, Keluarga Pemain Timnas Afghanistan Minta Keadilan AS
-
Taliban Umumkan Bandara Kabul Siap Beroperasi untuk Penerbangan Internasional
-
Cara Taliban Hukum Penjahat di Afghanistan: Tembak Mati Jenazah Digantung Depan Umum
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini