Suara.com - Aktivis lingkungan Greta Thunberg mengecam hasil konferensi iklim Conference of the Parties (COP) 26 dan mengatakan tidak sesuai dengan keadaan saat ini.
Menyadur NDTV Senin (15/10/2021), konferensi iklim COP26 telah usai dan menghasilkan sebuah perjanjian yang sudah dibuat oleh para pemimpin dunia.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan akan ada bencana iklim yang akan datang jika tidak ada perubahan.
Namun, Guterres juga mengakui adanya kekurangan dari hasil konferensi tersebut, menyusul kesepakatan yang dicapai pada Sabtu (13/11/2021) di Glasgow.
"Hasil #COP26 adalah kompromi, yang mencerminkan kepentingan, kontradiksi, dan kemauan politik di dunia saat ini," cuit Guterres di akun Twitter-nya.
"Ini adalah langkah penting, tapi itu tidak cukup. Planet kita yang rapuh tergantung pada seutas benang," sambungnya.
Dalam tweet lanjutan, Sekjen PBB mengirim pesan ke anak muda, komunitas adat, pemimpin perempuan, dan semua orang untuk memerangi perubahan iklim.
"Saya tahu Anda mungkin kecewa. Tapi kita berada dalam pertarungan hidup dan ini harus dimenangkan," tegas Guuterres.
Menanggapi hasil konferensi COP26 tersebut, aktivis lingkungan Greta Thunberg, secara blak-blakan menolak hasilnya.
Baca Juga: PBB Minta Militer Dan Milisi Di Myanmar Hentikan Pertempuran
"#COP26 sudah berakhir. Ini ringkasan singkatnya: bla, bla, bla," cuit Greta Thunberg melalui akun Twitter-nya.
"Tapi pekerjaan sebenarnya terus berlanjut di luar aula ini. Dan kami tidak akan pernah menyerah, selamanya," tegasnya.
Selama konferensi, Thunberg dan aktivis lainnya mengecam cara yang dimainkan. Mereka menganggap bahwa para pemimpin dunia gagal menggunakan kata-kata dan kenyataan.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tetap optimis dengan hasil COP26. "Masih ada banyak hal yang harus dilakukan di tahun-tahun mendatang," kata Johnson.
"Tapi kesepakatan hari ini adalah langkah maju yang besar dan, secara kritis, kami memiliki kesepakatan internasional pertama untuk mengurangi batubara secara bertahap dan peta jalan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat."
Presiden Komisi Eropa juga mendukung hasil konferensi tersebut dan mengatakan itu membuat target kesepakatan iklim Paris 2015 tetap hidup.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina