"Setelah itu, tentara Indonesia datang mencari para pengunjuk rasa yang bersembunyi.
"Saya beruntung. Mereka tidak masuk ke tempat saya bersembunyi."
Max Stahl merekam pembantaian itu dan menguburnya di pemakaman, sehingga nantinya bisa diselundupkan ke luar negeri.
"Beruntung ada Max Stahl, dia ada di sana, merekam pembantaian itu, dan menyebarkannya ke seluruh dunia," kata Osvaldo.
"Dari tahun 1975 hingga 1991, sebelum pembantaian, kami memperjuangkan kemerdekaan tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi.
"Banyak orang meninggal, tapi hari itu adalah salah satu hari yang sangat penting bagi kemerdekaan kami."
Kebanyakan orang Timor-Australia kini telah menjadikan Darwin sebagai rumah mereka, karena lokasinya yang dekat dengan Timor-Leste.
"Penerbangannya hanya satu jam. Setelah bangun pagi bisa langsung terbang untuk sarapan di Timor," kata Osvaldo.
Veronica Pereira tinggal di pinggiran kota Darwin yang bernama Karama.
Baca Juga: Grup Musik Asal Timor Leste, A2L Luncurkan Lagu Baru Gunakan 3 Bahasa
Upacara baru-baru ini untuk para siswa dan Max dimulai dan diakhiri dengan suara Veronica menabuh drum tradisionalnya.
Sesaat setelah pembantaian pada tahun 1991, Veronica mulai menenun nama-nama mereka yang terbunuh menjadi kain tradisional yang dikenal sebagai "tais", yang butuh beberapa tahun untuk diselesaikan.
Seniman dan penenun tersebut menjelaskan pentingnya warna, dibantu temannya yang menerjemahkan.
"Hitam untuk berkabung, merah adalah darah dan putih adalah cahaya [atau harapan]," kata Veronica.
Veronica melarikan diri dari Timor-Leste pada tahun 1975 sebelum menjadi aktivis kemerdekaan yang tinggal di Australia.
Dia merupakan salah satu penduduk Darwin yang meratap dan berbaring di jalan-jalan kota setelah pembantaian itu, sebagai gestur untuk menunjukkan kemungkinan jumlah korban yang tewas.
Berita Terkait
-
Telin dan Cabos de Timor-Leste, E.P. Perkuat Kolaborasi Bilateral Pengembangan Infrastruktur Digital
-
RESMI! Timor Leste Gabung ASEAN, Prabowo dan Pemimpin Asia Tenggara Teken Deklarasi
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Jejak Rekonsiliasi, Momen PPAD Ziarah ke Makam Pahlawan Timor Leste
-
Kisah Timor Leste saat Palsukan Dokumen seperti Malaysia, Sanksinya Sangat Berat
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB