Suara.com - Perang pernyataan antara Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti degan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memanas.
Terbaru, Susi kembali menjawab pernyataan Luhut yang meminta Susi untuk tidak membentrokkan antara pejabat dengan masyarakat terkait kebijakan karantina.
Lewat sebuah cuitan du akun Twitternya, Susi menanggapi sebuah artikel yang memuat pernyataan Luhut saat menjawab cuitan darinya tentang karantina.
"Masyarakat umum mau karantina gratisan sangat wajar. Saya bertanya bukan mengadu-adu, apa salah mereka kalau mau gratis? Pejabat, Orang penting punya diskresi untuk gratis di rumah sendiri, jadi tidak perlu juga omong di publik masyarakat mau gratisan!!" tulis Susi Pudjiastuti dalam cuitannya dikutip Suara.com, Selasa (28/12/2021).
Lebih lanjut, Susi meminta pihak terkait untuk tidak menyebut-nyebut rakyat minta karantina gratisan. Hal itu dinilai dapat melukai hati rakyat.
"Kalau sudah dapat/buat diskresi.. mbok ya sudah pake dan nikmati. Jangan bicara lagi di publik tentang masyarakat yang maunya gratisan. Dont add pain to the injury; jangan tambah lagi bicara orang bertanya, dibilang mengadu-adu," lanjutnya.
Sebelumnya, Luhut diketahui memberikan tanggapan atas cuitan Susi Pudjiastuti yang mencecarnya dengan pertanyaan seputar kebijakan karantina.
Luhut meminta agar Susi tak membentrokkan atau mengadu pejabat dan rakyat dengan kebijakan karantina yang ada saat ini.
Untuk diketahui, Susi lewat sebuah cuitan di akun Twitternya mempertanyakan mengapa hanya pejabat yang diperbolehkan karantina di rumah pribadi.
Baca Juga: 4 Fakta Terbaru Dokumen Susi Pudjiastuti Jadi Bungkus Gorengan yang Viral di Medsos
Ia juga mempertanyakan mengapa masyarakat tak boleh berhemat dengan memilih karantina gratis.
"Mohon pencerahan, kenapa pejabat dan orang penting boleh karantina di rumah sendiri?? Kenapa masyarakat tidak boleh karantina di rumah sendiri??" tulis Susi dalam cuitannya seperti dikutip Suara.com, Selasa (21/12/2021).
"Kenapa yang boleh berhemat atau jadi pelit cuma pejabat /vip?? Kenapa masyarakat tidak boleh berhemat/ pelit ??kenapa cara karantina berbeda" cecar Susi.
Lebih lanjut, Susi menyoroti adanya perbedaan pelaksanaan karantina antara pejabat dan masyarakat. Ia juga menilai wajar jika masyarakat mau karantina gratis.
"Kenapa perbedaan itu ada karena yang sini pejabat dan sono masyarakat, seingat saya virusnya sama," ujar Susi dalam cuitannya yang lain.
"Mayarakat mau gratis wajar, pejabatnya juga boleh gratis di rumah sendiri, jadi ingat pesawat harus PCR, mobil tidak. sekarang orang tua sudah vaksin antigen cukup anak-anak belum vaksin, PCR," lanjut Susi.
Berita Terkait
-
WNI Positif Omicron Lolos Karantina, Menkes Budi Ungkap Kronologinya
-
CDC Pangkas Waktu Karantina Jadi 5 Hari, Apa Alasannya?
-
Viral Dokumen Susi jadi Bungkus Gorengan, Kemendagri Harus Berbenah, Beralih ke Digital
-
INFOGRAFIS: 3 Kelompok WNI Yang Dapat Fasilitas Karantina Pemerintah
-
4 Fakta Terbaru Dokumen Susi Pudjiastuti Jadi Bungkus Gorengan yang Viral di Medsos
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Dasco Ketok Palu Pengesahan UU Penyesuaian Pidana, Ini 5 Poin Pentingnya
-
Jakarta Siap Dipantau 1.000 Kamera e-TLE pada 2026, Penindakan Lalu Lintas Bakal 95% Elektronik
-
Menhub Siapkan Diskon Tiket Pesawat dan Tol serta Mudik Gratis untuk Nataru, Ini Rinciannya
-
Darurat yang Tak Bisa Lagi Diabaikan: Kekerasan di Sekolah Terus Berulang, Siapa yang Lalai?
-
Lumpur Rendam RSUD Aceh Tamiang: Momen Pilu Dokter Menangis di Tengah Obat-obatan yang Rusak Parah
-
Menhub: 119,5 Juta Pemudik Siap Bergerak, Puncak Mudik Nataru Diprediksi H-1 Natal
-
Amarah Prabowo di Rapat Bencana: Bupati Umrah Saat Daerahnya Tenggelam
-
Perlindungan Anak di Medsos: Menkomdigi Tegaskan Sanksi untuk Platform, Bukan Orang Tua
-
Ratusan Korban Datangi Rumah Bos WO di Jaktim, Polisi: Situasi Sempat Memanas
-
DPR 'Sentil' Komdigi: Bantuan Triliunan Rupiah Pemerintah Jangan Kalah Viral dari Donasi Rp10 M!