Suara.com - Partai Demokrat mengeluarkan catatan untuk pemerintah dalam menghadapi 2022 ke depan. Pemerintah diminta terus fokus untuk membantu rakyat di tengah pandemi covid-19 dan minta untuk tak berbisnis.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra, mengatakan pemerintah diminta tak lengah dan anggap remeh pandemi. Ia mewanti-wanti agar penanganan covid varian Omicron seharusnya tidak seperti penanganan Delta yang sangat telat dan lambat diantisipasi.
Kemudian yang kedua, Herzaky berharap di 2022 pemerintah fokus pada upaya di bidang kesehatan.
"Jika rakyat sehat, lebih mudah untuk memulihkan ekonomi. Jangan kemudian membuat kebijakan serba tanggung. Bingung fokus ke kesehatan atau ekonomi, ujung-ujungnya dua-duanya berantakan dan mengalami perlambatan," kata Herzaky kepada wartawan, Jumat (31/12/2021).
Herzaky juga berharap agar kritikan terkait kebijakan yang diambil bisa dapat terbuka didengarkan. Tak hanya pemerintah semua elemen di luar pemerintah juga diharapkan hal yang sama mau terbuka mendengar kritik.
"Seharusnya dampak Pandemi ini bisa kita lebih minimalisir, jika Pemerintah sejak awal terbuka dengan masukan dari akademisi, kalangan masyarakat sipil, dan partai politik yang berada di luar pemerintahan. Jangan kemudian ketika situasi memburuk dan mendapatkan kritikan tajam dari berbagai pihak, baru Pemerintah mau mendengarkan," tuturnya.
Lebih lanjut, Herzaky berharap agar ke depan pandemi ini tidak dijadikan ladang bisnis oleh pemerintah atau oknum pejabatnya. Menurutnya, jangan sampai bisnis mengganggu penanganan covid.
"Tolong jangan pernah jadikan pandemi ini ajang bisnis. Dari dugaan bisnis rapid test, antigen, PCR, sampai kemudian sekarang karantina di hotel berbintang. Nyawa rakyat ini, jangan sampai godaan rupiah atau dolar membuat pemerintah hilang fokus," tuturnya.
"Para pejabat terkait sebaiknya menjauh dari pengadaan peralatan maupun hal-hal lainnya yang dibutuhkan seputar pandemi. Akan timbul ketidakpercayaan publik yang tinggi atas setiap kebijakan yang diambil, karena ada satu dua pejabat publik yang tersangkut kasus bisnis di seputar pandemi," sambungnya.
Baca Juga: Puan: Sambut Tahun 2022 dengan Optimistis RI Bisa Keluar dari Pandemi
Berita Terkait
-
drg Widyawati: Hoaks Vaksinasi Covid-19 Jadi yang Terparah Sepanjang Pandemi Tahun Ini
-
Puan: Sambut Tahun 2022 dengan Optimistis RI Bisa Keluar dari Pandemi
-
Demokrasi Indonesia Turun, NasDem: Bukan karena Pandemi, Tapi Aturan yang Membatasi
-
Kilas Balik Pandemi Covid-19 Global: Dari Kampanye Vaksin Sampai Kemunculan Omicron
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kena OTT Bareng Adik, Ini Identitas 7 Orang yang Dicokok KPK Kasus Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko
-
Tokoh NU Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Dosanya Lebih Banyak!
-
Pemerintah Dicap Tutup Mata atas Kediktatoran Soeharto, Rezim Nazi Hitler sampai Diungkit, Kenapa?
-
Banyak Siswa SMAN 72 Korban Bom Rakitan Alami Gangguan Pendengaran, 7 Dioperasi karena Luka Parah
-
OTT di Ponorogo, KPK Tangkap Bupati Sugiri Sancoko, Sekda, hingga Adiknya
-
Istana Buka Suara Soal Pro dan Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tiba di KPK, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Soal OTT Terkait Jual Beli Jabatan
-
Prabowo Siap Beri 1,4 Juta Hektare Hutan ke Masyarakat Adat, Menhut Raja Juli Ungkap Alasannya!
-
Rezim Bredel Media, Usulan Gelar Pahlawan Soeharto Berbahaya Bagi Demokrasi dan Kebebasan Pers!
-
OTT Bupati Ponorogo, PDIP Hormati Proses Hukum KPK, Bakal Ambil Keputusan Jika Sudah Tersangka