Suara.com - Kota terbesar di Kazakhstan, Almaty, seperti terlihat dalam film-film berlatar bencana masif atau kiamat.
Berkeliling dengan naik kendaraan pada Jumat pagi, masih tercium aroma mobil-mobil yang hangus terbakar.
Hanya segelintir orang lalu-lalang di jalanan, banyak yang terlalu takut meninggalkan rumah.
Tentara dan polisi memblokir tempat-tempat penting di kota, yang tempo hari menjadi titik fokus aksi protes terhadap pemerintah.
Baca juga:
- Perintah tembak di tempat di Kazakhstan, pasukan Rusia tiba untuk menumpas demo anti-pemerintah
- Warga Soviet terakhir yang ditinggalkan begitu saja di ruang angkasa saat Uni Soviet ambruk
- Finalis Ratu Kecantikan ternyata seorang pria, Kazakhstan geger
Ketika kami mendekati kerumunan tentara di alun-alun, mereka meneriaki kami dan melepaskan tembakan peringatan ke udara, memperingatkan agar kami tidak mendekat.
Saya sudah berulangkali ke Almaty selama bertahun-tahun. Biasanya kota ini ramai, dimana-mana banyak tumbuh-tumbuhan hijau dan gampang menemukan tempat makan dan minum.
Dan saat ini, bangunan pertokoan dan bank telah dijarah atau dihancurkan. Butuh banyak waktu untuk memulihkan semua ini.
Sebagian besar kerusakan terjadi di sekitar alun-alun besar yang didatangi pertama kali oleh pengunjuk rasa ketika demonstrasi dimulai.
Baca Juga: Kerusuhan Kazakhstan: 5.800 Orang Ditahan, 164 Orang Tewas Dalam Seminggu
Gedung-gedung media di sekitarnya diserang dan kantor wali kota dibakar. Saat ini suasananya gelap gulita, ditelan asap hitam yang membumbung.
Kami tidak melihat adanya tanda-tanda kemunculan aksi protes lanjutan pada Jumat.
Hanya sekelompok kecil orang yang berkumpul di dekat bangunan yang luluh lantak untuk mengambil foto melalui ponsel mereka.
Tapi kami masih bisa mendengar suara tembakan dan ledakan, yang mungkin merupakan granat kejut.
Ketika saya pertama kali datang, saya pikir ada kabut. Namun kemudian kami menyadari itu kemungkinan asap dari granat dan kembang api.
Sejumlah warga yang saya ajak bicara menyebut mereka terkejut dan marah.
Protes ini belum pernah terjadi sebelumnya di Kazakhstan, dan banyak orang di sini tidak memperkirakan bahwa aksi protes itu menyebar dan berubah menjadi kekerasan yang begitu cepat.
Beberapa dari mereka yang saya wawancarai terlihat gembira melihat pasukan militer datang dari Rusia dan negara-negara tetangga lainnya.
Mereka berharap kehadiran pasukan itu akan memulihkan ketertiban.
Seorang perempuan mengatakan kepada saya bahwa pemerintah seharusnya bersikap lebih tegas sejak awal.
"Jika mereka menghadirkan pasukan sejak awal, saya yakin kerusuhan ini tak akan terjadi," katanya.
"Barangkali mereka khawatir bakal dihujat, bahwa mereka menggunakan senjata. Tetapi Anda lihat sekarang apa yang akibat dari pendekatan yang ditempuh selama ini."
Namun di tengah kemarahan atas aksi kekerasan tersebut, ada juga simpati bagi para pengunjuk rasa.
Tidak sedikit para demonstran berasal dari kawasan pedesaan, di mana gajinya rendah dan kehidupan mereka sulit.
"Saya mengerti tuntutan para pengunjuk rasa," ujar seorang pria, juru masak berusia 22 tahun.
"Kita bisa melihat gaji kita tidak bertambah dan sebagian besar penduduk pontang-panting demi hidup.
Tapi sekarang ini terjadi penjarahan dan pengrusakan, sehingga rakyat kebanyakan kini menderita. Itu harus dihentikan."
Warga Almaty saat ini menghadapi kekurangan makanan, karena berbagai supermarket besar tutup.
Toko yang buka hanya menerima uang tunai, tetapi sulit mencari tempat untuk menarik uang. Tidak ada internet dan bahkan mendapatkan taksi tampaknya terlalu berisiko.
Dengan akses internet dan telepon tidak berfungsi dengan baik, sulit mengetahui apa yang terjadi di luar kota.
Ada berbagai macam rumor beredar di masyrakat dan tidak mungkin untuk memastikan kebenarannya.
Masyarakat Kazakhstan belum pernah melihat aksi protes sebesar ini. Ada kasus kerusuhan sebelumnya, tetapi sebagian besar terlokalisasi.
Tidak satu pun aksi-aksi protes sebelumnya yang mengakibatkan bandara utama diserang.
Rencana menaikkan harga bahan bakar menjadi pemicu utama di balik unjuk rasa belakangan, namun ada juga ketidakpuasan meluas terhadap pemerintah.
Setelah pengunduran diri presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, yang menjabat sejak kemerdekaan hingga 2019, rakyat berharap pemimpin yang baru, Kassym-Jomart Tokayev akan membawa perubahan.
Harapan ini kandas. Secara khusus, penggantian nama ibu kota Astana menjadi Nur-Sultan, guna menghormati mantan pemimpin itu, adalah bukti bagi banyak orang bahwa elit lama masih berkuasa.
Bagaimanapun, situasi saat ini relatif tenang dan pihak berwenang tampaknya sudah memegang kendali.
Namun demikian jika protes ini telah berakhir saat ini, ketidakpuasan akan tetap ada. Mungkin akan ada percikan lain yang bakal menjadi pemicu yang baru.
Informasi mendasar tentang Kazakstan
Dimana letaknya? Kazakhstan berbatasan dengan Rusia di utara dan China di timur. Ini adalah negara besar yang wilayahnya seukuran Eropa Barat.
Mengapa negara ini penting? Negara ini adalah bekas republik Soviet yang warganya mayoritas Muslim. Adapun warga Rusia merupakan minoritas tetapi jumlahnya besar.
Kazakstan memiliki sumber daya mineral yang besar. Sebanyak 3% dari cadangan minyak dunia ada di negara ini. Sektor batu bara dan gas merupakan sumber daya mineral yang penting.
Kenapa negara ini menjadi berita? Kerusuhan dilatari masalah bahan bakar minyak, yang kemudian meningkat menjadi protes berskala lebih luas terhadap pemerintah.
Berita Terkait
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Head to Head Semen Padang vs Persija Jakarta, Macan Kemayoran Mudah Menang?
-
Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Asnawi Mangkualam Ungkap Kualitas Pemain Belum Merata
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Drama Berakhir di Polda: Erika Carlina Resmi Cabut Laporan terhadap DJ Panda
-
4 Kritik Tajam Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: Ferrari Kemlu Terancam Mogok
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri
-
Mekanisme Khusus MBG Saat Libur Nataru: Datang ke Sekolah atau Tak Dapat
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Metro Jaya Siagakan 5.044 Personel Gabungan!
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
-
Jelang Nataru, Kapolda Pastikan Pasukan Pengamanan Siaga Total di Stasiun Gambir
-
Tok! Palu MA Kukuhkan Vonis 14 Tahun Pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat Gagal Total
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan